JAKARTA: Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera merealisasikan proyek pengerukan sungai dan waduk untuk mencegah banjir di Ibu Kota dengan dana program Jakarta Emergency Dredging Initiative senilai US$139,64 juta dari Bank Dunia mulai akhir tahun ini.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan pengerukan sungai dan waduk dalam program Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) merupakan proyek yang dilakanakan secara terpadu antara pemerintah pusat dan pemprov yang sudah direncanakan sejak 2007.
“Pengerjaan pengerukan sungai dan waduk dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir, untuk mempercepat aliran air dan menambah kapasitas saluran sungai agar dapat segera diwujudkan akhir tahun ini,” katanya seusai acar peluncuran program JEDI di Balaikota DKI Jakarta, hari ini.
Dia menjelaskan dana bantuan dari Bank Dunia senilai US$139,64 juta masih dibawah total kebutuhan proyek JEDI senilai US$190 juta, sehingga kekurangannya mencapai US$49,71 juta akan ditanggung APBN melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan APBD DKI Jakarta.
Menurutnya, Bank Dunia selain memberikan bantuan pinjaman senilai US$139,64 juta untuk pengerukan 11 sungai dan 4 waduk yang diharapkan akan dimulai awal Oktober 2012 itu juga akan membantu pengoperasian dan perawatan sistem pengelolaan banjir di Ibu Kota.
Foke, panggilan akrab Fauzi Bowo mengatakan, sebelum dilakukan pengerukan sungai dan waduk terlebih dahulu akan diturap dengan beton agar dindingnya tidak longsor sehingga berakibat menghambat pekerjaan pengerukan tersebut.
Rencana proyek JEDI yang direncanakan Pemprov DKI sejak 2007 itu, lanjutnya, akan merehabilitasi 11 sungai atau kanal sepanjang sekitar 67,5 kilo meter dan 65 hektar dari 4 waduk yang akan dikeruk untuk mengembalikan kapasitasnya secara optimal.
Menurutnya, dari pengerukan sungai dan waduk akan terkumpul sekitar 3,4 juta ton m3 sedimen dan 95.000 m3 padat. Selain itu, lanjutnya, pemprov juga memperbaiki tanggul kali dan waduk sepanjang sekitar 42 kilo meter serta perbaikan peralatan mekanis untuk pompa dan pintu air.
“Saya berharap pada akhir September 2012 seluruh pekerjaan fisik sudah dilakukan di lapangan. Pengerukan akan dilakukan secara bertahap hingga selesai 2016. Dengan begitu, setelah proyek selesai, maka genangan di Jakarta sudah bisa tertangani,” ujarnya.
Fauzi mengaku dirinya merasa senang dengan direalisasikannya proyek JEDI yang sejak 4 tahun yang lalu diusahakan dengan bersusah payah untuk memenuhi syarat, terutama penerbitan peraturan pemerintah yang mengizinkan pemprov mencari pinjaman luar negeri untuk membangunan infrastruktur yang tidak menguntungkan secara langsung.
Sementara itu Kepala Perwakilan Perwakilan Bank Dunia Untuk Indonesia Stefan Koeberle mengatakan realisasi proyek JEDI sangat penting dari segi hukum, karena untuk pertama kalinya Bank Dunia mencairkan pinjaman langsung kepada pemerintah provinsi, yang biasanya kepada pemerintah pusat.
“Dengan demikian, pinjaman tersebut merupakan kerangka hukum yang baru sehingga bisa dijadikan dasar bagi banyak proyek lain yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah daerah dengan mengikuti kerangka hukum JEDI,” ujarnya.
Menurutnya, pendanaan untuk proyek lima tahun itu telah disetujui dewan direksi eksekutif Bank Dunia pada 17 Januari 2012, termasuk untuk bantuan teknis dalam manajemen proyek, perlindungan sosial dan peningkatan kapasitas.
Untuk itu, lanjutnya, maka Bank Dunia siap melangkah untuk mendukung Pemprov DKI dalam mengurangi resiko bencana di Ibu Kota. Proyek ini akan meningkatkan sistem pengelolaan banjir agar memenuhi standar internasional dalam hal keamanan lingkungan hidup dan sosial. (sut)