Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Rahasia Sukses Aston Pluit Raih Okupansi 70%

Bisnis.com, JAKARTA--Pemain bisnis hotel berbintang kawasan Pluit Jakarta Utara masih minim, padahal banyak korporasi dan permukiman elit yang seneng menggunakan hotel untuk berbagai jenis kesehatan. Salah satu hotel bintang 4 disana adalah Aston Pluit

Bisnis.com, JAKARTA--Pemain bisnis hotel berbintang kawasan Pluit Jakarta Utara masih minim, padahal banyak korporasi dan permukiman elit yang seneng menggunakan hotel untuk berbagai jenis kesehatan. Salah satu hotel bintang 4 disana adalah Aston Pluit Hotel sehingga membukukan okupansi luar biasa.

Pada tahun pertama sejak dibuka pada 3 Oktober 2012, hotel yang bangunannya dimiliki perusahaan BUMD PT Jakarta Propertindo tersebut rata-rata okupansinya 70%. Capaian luar biasa untuk sebuah hotel yang baru buka pada tahun pertama, karena standar okupansi hotel yang baru buka sekitar 40%.

"Orang kaget okupansinya bagus, biasanya kalau baru buka sekitar 40%. Ini kita baru buka sudah 70%," ujar General Manager Aston Pluit & Favehotel Pluit Jack Yaaro Zega, Rabu (17/7/2013).

Sedikit membocorkan rahasia, Jack bercerita kebiasaan orang bisnis adalah buka usaha baru melakukan promosi untuk mendapatkan market. Cara itu dibalik oleh manajemen Aston Pluit dimana sebelum hotel buka sudah ada promosi mengenalkan produk jasa yang akan dijual sehingga hotel belum dibuka sudah ada yang datang untuk check ini.

Promosi melalui jaringan hotel sebanyak 60 hotel di Indonesia juga sangat membantu sehingga konsumen lebih mudah untuk mengenali. Selain melakukan promosi juga membangun sumber daya internal dan kepercayaan. "Kalau first impression datang sudah kecewa apakah di kamar atau makanan, jangan harap kembali lagi," beber Jack.

Demand juga harus liat diantaranya tingkat hunian sampai awal buka sampai kondisi sekarang dan kompetitor. Dengan melihat segala indikator tersebut persaingan bisa dimenangkan. Market potensial Aston selama ini adalah warga asing yang melakukan bisnis di Pluit seperti Malaysia, Singapore dan Cina.

Kawasan Pluit, lanjut Jack, semula sangar karena kekumuhan waduk Pluit sehingga sempat ragu untuk membangun sebuah hotel baru. Akan tetapi setelah waduk di normalisasi, kemudian akan ada proyek giant sea wall dan reklamasi pulau, secara bisnis akan meningkatkan market hotel berjejaring internasional tersebut. "Makanya dulu pernah ragu karena sangar. Sekarang jadi business trip," imbuh Jack.

Humas Aston Pluit Hotel Regina Veronica mengatakan okupasi Juni sekitar 90% bahkan harus memindahkan tamu. Namun awal puasa pada Juli sedikit menurun hanya sekitar 75% karena tren puasa tahun ini banyak hotel yang memang mengalami penurunan.  

Seperti hotel bintang lainnya, Aston masih sulit mendapatkan pasar Mice dari pemerintah daerah maupun pusat karena lokasinya jauh dari pusat pemerintahan. Adapun untuk Mice korporasi sekitar Pluit cukup banyak, bahkan permintaan untuk kegiatan ulang tahun maupun wedding warga elit di Pluit tidak bisa menampung karena tidak memiliki ballroom.

"Banyak yang mau wedding datang kesini tapi batal karena kami tidak punya ballroom. Permintaan penyelenggaraan ulang tahun juga banyak permintaan, mereka pengennya ruangan yang besar," katanya.

Kendati tidak punya ballroom, namun ada tiga ruangan yang bisa dibangun jadi satu. Hal itu menjadi peluang ekspansi Aston untuk menggarap Mice ditengah pemukiman elit kawasan pantai utara. Menurut Regina, Aston memiliki 203 room terdiri 199 lux room dan 4 suite room.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper