Bisnis.com, JAKARTA--Pendemo 'Jahit Mulut Ahok' gagal menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama.
Namun, mereka tetap bertahan di Balai Kota sampai mantan Bupati Belitung Timur itu menemui warga untuk menyampaikan uneg-uneg.
Warga yang terdiri gabungan organisasi massa betawi FBR, Forkabi dan Laskar Merah Putih tersebut meminta Ahok menjaga perkataannya. Dalam hal menata PKL Tanah Abang semena mena menebar ancaman ingin memenjarakan pedagang yang menolak relokasi.
Tokoh Betawi berharap dalam hal menata PKL di Tanah Abang istilahnya 'ketuk pintu' lebih dulu dengan pihak-pihak yang sudah lama ada disana. Hal itu dilakukan oleh Gubernur maupun Wakil Gubernur DKI lainnya.
"Kalau begini, orang betawi seperti yang jadi preman," kata salah satu pendemo di Balai Kota DKI, Senin (29/7/2013).
Sebelumnya, pendemo sempat memasuki gedung Balai Kota DKI di ruang crisis center yang berada di lantai dasar. Adapun ruangan Ahok berada di lantai dua, tetapi yang bersangkutan belum bersedia menemui.
Perwakilan warga kemudian keluar ruangan dan duduk di selasar Balai Kota DKI sampai Ahok mau ditemui.
Sementara di luar pagar, puluhan pendemo terus berteriak mendesak Ahok untuk minta maaf atas segala pernyataan yang menyudutkan orang Betawi. Termasuk statemen tudingan Ahok kepada Wakil Ketua DPRD DKI Lulung Abraham Lunggana sebagai preman yang membekingi PKL pasar Tanah Abang.
Bekingan oknum DPRD tersebut diduga menjadi penghambat rencana Pemprov DKI merelokasi warga yang berjualan di badan jalan ke Blok G pertokoan Tanah Abang.