Bisnis.com, JAKARTA — Badan Meteorologi dan Geofisika menilai ada dua hal yang menjadi penyebab munculnya anomali atau penyimpangan cuaa di sebagian wilayah Indonesia.
Akibatnya, hujan masih turun pada musim kemarau, yang disebut sebagai musim kemarau basah.
Penyebab pertama adalah suhu perairan laut Indonesia yang lebih panas dari biasanya. Penyimpangan suhu panas tersebut bahkan mencapai 2 derajat.
“Karena suhu perairan yang lebih panas, maka potensi uap pun lebih banyak sehingga kelembapan udara juga menjadi lebih tinggi,” papar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widada Sulistia, Jumat (9/8/2013).
Penyebab kedua yakni karena adanya penyediaan (supply) uap air dari Samudera Hindia.
Padahal, menurut Widada, Indonesia seharusnya mendapatkan kiriman udara dari wilayah Australia yang kondisinya kering.
Namun, karena adanya penyimpangan, Indonesia justru mendapat udara dari Samudera Hindia yang kondisinya basah. "Itulah mengapa masih ada hujan di musim kemarau," katanya.
Widada menilai anomali cuaca yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi. Sebab, Indonesia pernah mengalami kondisi serupa sebelumnya.
"Ini bukan suatu fenomena cuaca yang ekstrem," kata Widada yang memprediksi cuaca akan kembali normal pada Oktober.