Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI memastikan pengerjaan pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang akan selesai pada November mendatang. Artinya penyelesaian kembali molor dari target yang sebelumnya ditentukan yakni September 2013.
Kepala Dinas PU DKI Jakarta Manggas Rudy Siahaan menjelaskan pengerjaan paket Mas Mansyur yang dilakukan PT Istaka Karya dan PT Sumber Sari dengan subkontraktor PT Nindya Karya mempunya tingkat kesulitan tinggi. Kondisi jalan hanya memberikan ruang kecil bagi lalu lintas alat-alat berat yang digunakan untuk pembangunan JLNT tersebut.
"Ruang yang sempit sehingga tidak bisa dilalui alat-alat berat, menjadi salah satu faktor penyelesaian konstruksi jalan layang ini tidak bisa secepat paket-paket lain,” ujar Manggas di Balai Kota DKI, Senin (9/9/2013).
Saat ini, lanjutnya, pengerjaan yang belum terselesaikan adalah pemasangan segmented box girder (SBG) di tempat yang sempit yakni di dekat Hotel Le Meridien dan gedung Mega Metropolitan. Pengecoran atau pekerjaan yang berat itu baru bisa dilakukan menjelang tengah malam karena tidak ada ruang yang cukup untuk mengerjakan di pagi atau siang hari.
Manggas juga meyakinkan bahwa saat JLNT tersebut telah selesai sudah bisa dilalui oleh kendaraan. Untuk mempercepat penyelesaian konstruksi, PT Istaka Karya sudah mendatangkan alat penyangga berat dari Taiwan.
Alat berat itu dibutuhkan karena kontraktor tidak bisa sembarangan melakukan pengecoran jalan. Sebab, kondisi jalan di sepanjang Jalan KH Mas Mansyur, termasuk jalan padat kendaraan bermotor, terutama pada jam sibuk.
Dihubungi secara terpisah, Manajer Proyek Istaka Karya Firmansyah Ibnu membenarkan bahwa untuk penyelesaian tepi kanan dan kiri, perusahaannya harus mengimpor alat Heavy Soaring atau sistem alat penyangga berat.
"Secara struktur sudah bisa selesai dalam waktu dua bulan termasuk pengaspalan, parafet dan lainnya," pungkas Firman.
Firman menambahkan alasan pembelian alat tersebut karena pengerjaan paket Mas Mansyur lebih sulit. Lalu lintas yang padat serta lokasi yang sempit membuat pekerjaan hanya bisa dilakukan pada malam hari.
Menurutnya, bila menggunakan sistem Soaring (penyangga) biasa, akan menutup jalan. Sementara alat asal Taiwan itu tidak mnutup jalan karena dimensinya yang lebih kecil.
Sebelumnya Direktur Utama PT Istaka Karya, Kasman Muhammad mengatakan hutang Pemprov saat ini bertambah Rp6 miliar menjadi Rp30 miliar. Dia berharap penyelesaian konstruksi bisa lebih cepat selesai.