Bisnis.com, MAKASSAR - Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), menyatakan secara tegas belum memikirkan agenda Calon Presiden (Capres) yang akan dihelat pada Pemilihan Presiden 2014.
“Saya sampai detik ini tidak urus yang namanya survei dan segala macam. Untuk Capres, saya tidak urus, yang saya urus Bank DKI,” tuturnya disela-sela peresmian Bank DKI di Makassar, Jumat (4/10/2013).
Kendati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Rapat Kerja Nasional (Rakenas) III di Jakarta pada Jumat 6 September 2013 lalu mengisyaratkan Jokowi salah satu kader yang digadang-gadang menjadi sebagai Capres termasuk hasil survei menguatkan itu, namun Jokowi belum mau berkomentar banyak saat ditanyai wartawan.
“Tidak ada urusan dengan Copras, Capres, urusan survei, elektabilitas, popularitas, tidak ada,” ujar mantan Wali Kota Solo ini kepada wartawan.
Mengenai dengan pertemuan khusus dengan Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel yang kini menjabat Gubernur Sulsel dua periode Syahrul Yasin Limpo, dirinya mengatakan bahwa kedatangan ke Makassar semata-mata urusan dinas dalam hal ini Bank DKI yang mulai beroperasi di Makassar.
Sebelumnya, berdasarkan hasil berbagai lembaga survei salah satunya lembaga survei Pusat Data Bersatu (PDB) posisi Jokowi tertinggi mengunguli Capres lainnya.
Survei PDB, Jokowi mendapat prosentase cukup besar, yakni 21 persen suara disusul Prabowo Subianto 17 persen suara serta Megawati Sukarno Putri dengan 11,5 persen suara. Survei tersebut dilakukan pada 3-18 Januari 2013 lalu dengan 1.200 responden yang berasal dari 30 provinsi.
Bahkan sejumlah kalangan akademisi dan politisi juga memprediksi Jokowi dapat dipasangkan dengan salah satu tokoh nasional asal Sulsel yakni HM Jusuf Kalla (JK), namun Jokowi lantas berbicara dengan mengatakan, "Yang layak sanding dengan saya adalah istri saya," katanya sambil tertawa.
Pengamat politik dari LIPI, Ikrar Nusa Bakti, sebelumnya menyatakan, bila diprediksi Jokowi nanti maju dan berpasangan dengan JK maka suara Partai Demokrat kemungkinan akan cukup deras mengalir untuk mendukung Jokowi, sedangkan suara mayoritas PDIP juga akan membantu memperkuat suara di Pulau Jawa.