Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ahok Nggak Suka KTP Dicantumin Agama

Wakil Gubernur DKI Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama berpendapat KTP di Indonesia lebih baik tidak mencantumkan kolom agama karena tidak ada gunanya.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama berpendapat KTP di Indonesia lebih baik tidak mencantumkan kolom agama karena tidak ada gunanya.

"Kalau menurut saya pribadi, saya nggak suka ada itu, bodho amat untuk apa mencantumkan agama anda di KTP," katanya di Balaikota DKI, Jumat (13/12/2013).

Di seluruh dunia, kata Ahok, tidak menuliskan kolom KTP dalam kartu identitas penduduk termasuk Malaysia yang memiliki agama kuat.

Diketahui penulisan kolom agama di KTP menjadi perdebatan setelah disahkan UU Administrasi Kependudukan pasal 64 Ayat (1) menyatakan setiap warga negara harus memilih satu diantara lima agama yang diakui oleh pemerintah sebagai identitas.

Sebelumnya sempat diusulkan agar warga dibebaskan mencantumkan agama atau aliran kepercayaan mereka namun setelah melalui pembahasan antara pemerintah dan DPR diwajibkan memilih satu diantara lima agama.

Ahok menambahkan, alasan pencantuman kolom agama alasannya untuk mempermudah pemakaman sesuai kepercayaan yang dipeluk masing masing. Tapi menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, banyak penemuan mayat yang tanpa identitas yang tidak diketahui agamanya.

"Kalau ada argumen kayak gitu saya ketawa aja, kalau mati di pesawat itu juga banyak polisi nemu mayat tanpa identitas, makaminnya gimana? Kalau ini diperdebatkan bisa panjang," katanya.

Di Malaysia yang tidak memiliki Kementerian Agama dan tidak mencantumkan kolom agama, lanjut Ahok tetap bisa maju. Oleh karena itu tergantung dari pemerintah agar tidak memperdebatkan hal yang seharusnya bisa diselesaikan tanpa debat panjang.

Pada kasus lain, ada manfaat tidak dicantumkannya kolom agama yakni terhadap tersangka korupsi. "Harusnya yang korupsi-korupsi itu jangan cantumin agama di KTP nya. Malu kan kalau ketahuan korupsi agamanya apa."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler