Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi DKI 2013 mengalami perlambatan dengan hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,11% year-on-year.
Laju ini lebih rendah, baik jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan tahun sebelumnya yang 6,5% maupun target pertumbuhan yang ditetapkan dalam APBD-Perubahan 2013 DKI yang sebesar 6,3%-6,7%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Nyoto Widodo mengatakan penyebab utama perlambatan pertumbuhan ini disebabkan karena adanya perlambatan investasi yang cukup besar dan perlambatan konsumsi rumah tangga.
BPS DKI mencatatkan pertumbuhan investasi DKI pada 2013 sebesar 5,27%, sedangkan pada 2012 tercatat sebesar 9,01%. Adapun, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat 5,81%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 6,29%.
“Demo buruh soal UMP [upah minimum provinsi] kemarin itu saya rasa berdampak pada turunnya hasrat investor berinvestasi di DKI dan penyesuaian harga BBM [bahan bakar minyak] bersubsidi yang menaikkan inflasi itu berdampak ke penurunan daya beli masyarakat,” katanya kepada Bisnis, Kamis (6/2/2014).
Konsumsi rumah tangga dan investasi merupakan penopang utama perekonomian di DKI. Pada tahun lalu, konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 57,6% terhadap total perekonomian DKI. Adapun, investasi berkontribusi sebesar 37,8% dari perekonomian.