Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumbang Bus Dipajakin, Ahok Tuding Kelakuan BPKD & Dinas Pajak

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyalahkan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Dinas Pelayanan Pajak yang telah memungut pajak terhadap tiga perusahaan swasta yang ingin menyumbang 30 unit armada bus Transjakarta.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyalahkan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) dan Dinas Pelayanan Pajak yang telah memungut pajak terhadap tiga perusahaan swasta yang ingin menyumbang 30 unit armada bus Transjakarta.

Ketiga perusahaan bus tersebut adalah Telkomsel, Ti-Phone, dan Roda Mas.

"Ini birokrasi rumit dan pada ngulur waktu supaya orang kapok nyumbang bus ke DKI. Mereka [pejabat DKI] pasti senang karena tidak ada hibah bus. Akhirnya, mereka meminta tambahan bus dan belinya yang jelek-jelek. Gila kalau dipikir-pikir," ketus Ahok, Rabu (12/3/2014).

Dia menduga ada sistem kesengajaan dari para pejabat DKI untuk mempersulit proses serah terima hibah armada bus Transjakarta ini.

Jika DKI kekurangan bus akan membeli armada bus Transjakarta sendiri dan membuka penyelewengan anggaran pengadaan armada bus.

"Saya marah, tapi saya masih bisa mengendalikan marah saya. Kalau tidak, bisa-bisa stroke saya lama-lama di sini. Pada gila semua ini para pejabat," tuturnya dengan nada tinggi.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menegaskan tidak akan membeli barang dengan kualitas bus yang buruk dan merek yang tidak jelas.

Menurutnya, lebih mengeluarkan dana yang besar untuk membeli armada bus Transjakarta tetapi bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

"Bus China Rp3,7 miliar, setahun pakai sudah banyak yang berasap dan mogok. Bus di Bogota dan Singapura sudah pakai body aluminium dan mesin Scania, harganya Rp5,3 miliar tetapi 30 tahun tidak bisa karat. Jadi selisihnya tidak sampai dua kali lipat tapi masa pakainya bisa lebih lama, 20-30 tahun," katanya.

Apabila para pejabat memilih untuk membeli armada bus kualitas yang buruk, Ahok lebih memilih untuk tidak membeli armada bus tersebut.

"Lebih baik DKI tidak memiliki armada bus. Tidak ada bus dimaki-maki tidak ada apa-apa dari pada ada bus tetapi beberapa hari sudah mogok, juga akan dimaki-maki. Ya sudah, lebih baik tidak ada bus, yang penting rakyat tidak kehilangan duit di APBD DKI," ucapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler