Bisnis.com, JAKARTA - Kritikan terhadap pencapresn Joko Widodo oleh PDI Perjuangan terus bergulir.
Salah satu kritik setelah pencapresan Jokowi datang dari anggota DPD A.M Fatma yang mengaku heran dengan rencana Jokowi membangun bungker militer di bawah Monas sebagai strategi pertahanan.
Sejak Jokowi dinyatakan secara resmi sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan, berbagai komentar termasuk yang bernada negatif mengalir ke arah mantan Wali Kota Solo yang kini masih menjabat sebagai Gubernur DKI itu.
Berbagai program yang berhasil, gagal, maupun yang masih dalam perencanaan menjadi bahan bagi kalangan politikus melontarkan kritik terhadap Jokowi.
Terkait rencana Jokowi membangun bungker militer di bawah Monas sebagai strategi pertahanan negara, Fatwa menyebutkan akan ada gudang persenjataan amunisi antara Balai Kota DKI dan Istana Negara dan itu menjadi hal yang menakutkan.
"Ketakutan masyarakat kalau meledak bayangannya Jakarta bukan kota damai tetapi bayangannya kota perang," ujar Fatwa disela diskusi Nasib Jakarta pasca Jokowi, Selasa (18/3/2014).
Seharusnya, lanjut Fatwa, tempat amunisi ditempatkan pada lokasi yang jauh dari keramaian.
Oleh karena itu, kata Fatwa, perlu penjelasan terang benderang dari Jokowi kenapa muncul pikiran seperti itu.
Jokowi pada 21 Agustus 2013 lalu memang bertemu Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Saat itu Jokowi membahas soal modernisasi peralatan militer yang perlu akses ruang sehingga harus diseimbangkan dengan program tata ruang milik Pemprov DKI Jakarta.
Jokowi menyatakan siap membangun infrastruktur untuk kepentingan keamanan negara.
Sejumlah perubahan tata ruang akan dilakukan demi mengamankan Ibu Kota, seperti jalan di Kemayoran dimanfaatkan untuk pendaratan pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.
“Di Kemayoran bisa untuk pendaratan pesawat. Karena ada fly over-nya, itu nanti dipindah menjadi underpass sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat,” papar Jokowi kala itu.
Jalan tol Jagorawi juga bisa digunakan sebagai lokasi pendaratan pesawat.
Namun, perlu ada perubahan tata ruang jembatan penyeberangan menjadi underpass agar tidak mengganggu.
Begitu juga dengan kekuatan jalan protokol di Jakarta harus mampu diakses alat seberat 62 ton.
Strategi pertahanan juga akan dibangun pada kawasan Monas Jakarta Pusat.
Tahun depan, ruang bawah tanah kawasan Monumen Nasional seluas 160 hektare dibangun untuk tempat parkir, tempat jualan souvenir dan lainnya tetapi ada unsur fungsi pertahanan.
Di kawasan Marunda juga sama, dalam rangka membuat kompleks rusun ada jalan yang bisa dipakai menjadi akses peralatan tempur angkatan laut.
"Banyak sekali yang disampaikan, saya kira 2014 segera kita kerjakan. DED juga belum jadi, akan kita akomodasi kepentingan-kepentingan itu," ujar Jokowi.