Bisnis.com, JAKARTA - Nilai impor melalui DKI Jakarta atas dasar cost, insurance & freight (CIF) pada bulan Juli tahun ini menurun sebesar 21,52% menjadi US$5.910,3 juta dari bulan sebelumnya yang mencapai US$7.530,8 juta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Nyoto Widodo mengatakan nilai impor DKI Jakarta tahun ini lebih rendah 31,1% apabila dibandingkan pada bulan Juli 2013.
"Nasional kan juga turun impornya. Saya kira karena ekonomi global yang belum pulih dan stabil sehingga berimbas ke kita juga," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/9/2014).
Nilai impor yang mencapai US$5,91 juta itu terdiri dari nilai impor melalui Kawasan Berikat senilai 1.126,3 juta dan di luar Kawasan Berikat senilai US$4.783,9 juta dengan kontribusi terhadap total impor masing-masing 19,06% dan 80,94%.
Dari total nilai impor pada bulan Juli ini, senilai US$3.206,9 juta berasal dari Asia dan US$1.493,7 juta berasal dari kawasan Asean.
"China yang paling besar impornya senilai US$1.252 juta, lalu Jepang, Thailang, Singapura, Korea, dan Malaysia. Kalau impor dari Amerika Serikat US$308,9 juta," ucapnya.
Sampai dengan bulan Juli 2014, lanjut Nyoto, nilai impor DKI Jakarta mencapai US$49.040,8 juta dollar Amerika, menurun 9,79% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$54.365,3 juta.
Berdasarkan golongan penggunaan barang atau broad economic category, nilai impor Januari hingga Juli 2014 untuk golongan penggunaan barang konsumsi mengalami penurunan 2,96% dibandingkan Januari-Juli 2013.
Penurunan periode yang sama juga terjadi pada golongan penggunaan barang bahan baku dan penolong sebesar 9,49%, serta golongan penggunaan barang modal 12,46%.
"Dari ketiga jenis golongan tersebut, proporsi terbesar adalah nilai impor bahan baku & penolong yaitu 66,35% dari US$35.951 juta di Juli 2013 jadi hanya US$32.539 juta pada Juli tahun ini," katanya.
Impor DKI Juli 2014 Turun 21,52%
Nilai impor melalui DKI Jakarta atas dasar cost, insurance & freight (CIF) pada bulan Juli tahun ini menurun sebesar 21,52% menjadi US$5.910,3 juta dari bulan sebelumnya yang mencapai US$7.530,8 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanita Petriella
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
23 jam yang lalu
Dapat Dukungan dari Anies, Pramono Yakin Golput Menurun
1 hari yang lalu