Bisnis.com, JAKARTA--Perubahan harga BBM premium pada Senin (19/1/2015) diprediksi akan turut mempengaruhi tarif angkutan umum di Jakarta.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Shafruan Sinungan mengatakan BBM hanya menyumbang 17%-20% pada hitungan rumusan tarif.
Menurutnya, masih banyak komponen lain yang lebih berpengaruh, yakni harga suku cadang, Upah Minimum Provinsi (UMP), kurs rupiah terhadap dolar AS, dan laju inflasi setiap bulannya.
"BBM sekitar 17-20%, masyarakat selama ini tahunya kenaikan tarif saat kenaikan BBM itu terjadi. Padahal harga biaya operasional sudah tidak ketahan naiknya," ujarnya kepada Bisnis, Sabtu (17/1/2015).
Selain itu, biaya perawatan kendaraan dan nilai investasi dari pengusaha juga menjadi komponen dalam hitungan rumusan tarif.
Shafruan berharap jika pemerintah sudah mulai melepaskan subsidi BBM premium, maka penentuan tarif angkutan diserahkan sepenuhnya kepada organda.
Dia mengklaim tarif akan lebih stabil sebab Organda akan melakukan evaluasi tarif dalam jangka waktu 6 bulan sekali.
Bahkan ketika harga minyak dunia naik, dia menjamin tarif akan tetap stabil sampai melewati masa evaluasi.
"Selama 6 bulan tidak akan berubah walaupun tiba-tiba BBM naiknya luar biasa, itu kan konsekuensi bisnis," katanya.