Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan rumah susun (rusun) untuk merelokasi warga yang tinggal di bangunan liar yang berada di area terlarang, termasuk bantaran kali.
"Pembongkaran bangunan liar di atas lahan di ruang terbuka hijau dan jalan inspeksi akan terus kami lakukan. Namun, sebelum itu kami akan membangun rusun untuk memindahkan warga," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Kamis (9/4/2015).
Dia mengatakan pembangunan rusun di Jakarta saat ini terus dikebut agar mampu menampung lebih banyak warga DKI. Standar rusun yang dibangun Pemprov DKI juga a.l. memiliki luas 30m2 atau 5mx6m dan punya lift.
"Rusun yang pakai lift harga sewanya Rp15.000 per hari. Kami juga akan membangun pipa gas dan saluran air sehingga pengeluaran hidup warga sehari-hari bisa ditekan," katanya.
Meski harga sewa rusun yang ditawarkan Ahok terbilang murah, dia tak menampik masih banyak warga memilih tinggal di bantaran kali ketimbang pindah ke rusun. Padahal, mantan Bupati Bangka Belitung tersebut mengatakan tujuan relokasi warga ke rusun adalah untuk meningkatkan taraf hidup.
"Ada warga yang bilang ga sanggup bayar sewa Rp5.000 per hari, tapi menghabiskan rokok dua bungkus. Ini kan tandanya dia gak kerja. Saya bilang kalau gak sanggup bayar mending tinggal saja di panti milik pemerintah. Kami mau tampung semua," papar Ahok.
Ahok memaparkan Pemprov DKI akan bekerja sama dengan BUMN untuk membangun lebih banyak rusun. Khususnya di daerah-daerah padat penduduk yang warganya diproyeksikan untuk direlokasi oleh pemprov.
"Kendalanya saat ini ada di tanah. Duit pemerintah banyak tapi tanah untuk pembangunan rusun ga ada kan percuma. Makanya, kami minta semua camat, lurah, dan SKPD cari orang Jakarta yang mau jual tanahnya. Kami akan bayar dengan harga yang layak," imbuhnya.