Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta dan Komnas Perempuan mengadakan rapat bersama koordinasi untuk peresmian monumen Kerusuhan Mei, 13 Mei 2015 di Jakarta. Adapun rapat ini sebagai konsolidasi awal untuk peresmian monumen tersebut.
Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa bangsa kita itu pelupa dan itu melakukan tindakan yang salah. Contoh pelanggaran terbesar Gestok atau pemberantasan PKI,
"Kini program kita dari rasis menjadi kuat, ini program transisi dari reformasi ke balaikota," katanya Djarot menilai pentingnya memoralisasi.
Djarot menyatakan pelaku lebih mudah lupa dibandingkan korban. Pasalnya luka lama itu akan semakin pedih.
"Lindungi korban, jiwa mereka dan dahulu diperkosa itu trauma dan ini mengingatkan betapa kita rentan isu SARA dan itu dijadikan politisasi jd pemantik.
Wakil Ketua Komnas Perempuan Yunianti Chuzaifah menyatakan tujuan pembangunan bahwa pertama bagian dari Indonesia perlu merekam sejarah positif maupun supaya tidak terulang. Kedua bagian dari pemulihan korban adalah melalui kehadiran negara dalam mendukung kantor.
Pemprov DKI Jakarta berinisiatif memulai dari makam pondok rangon, korban. Bagi yang terus menerus dilakukan baik untuk negara dan masyarakat niscaya memorilisiasi tahap awal untuk memperingati peristiwa ni, dan harap ada titik sejarah tentang kerusuhan di 98 akan jadi bagian wisata se DKI Jakarta.