Bisnis.com, BOGOR - Beberapa kota di dunia tengah menerapkan program pembangunan rendah emisi yang terintegrasi dalam pembangunan perencanaan di masing-masing pemerintahannya.
Shikumbuzo Hlongwane dari Kwadukuza Municipal Area Afrika Selatan mengatakan Pemkot Kwadukuza aktif bekerja sama dengan kamar dagang dan industri (Kadin) setempat untuk mendorong agar pelaku usaha berpartisipasi dalam audit energi sukarela.
"Keterlibatan aktif sektor swasta dapat dilakukan karena adanya kesamaan pandangan bahwa perubahan iklim akan berdampak pada semua aspek, termasuk kepada aktivitas bisnis," ujarnya, Kamis (7/5/2015).
Pernyataan tersebut diungkap Shikumbuzo pada acara konferensi pers seminar international Networking Urban Low Emission Development Strategies (LEDS) yang digelar pada hari ke-2 di Bogor. Acara itu sendiri digelar pada 5-8 Mei 2015.
Irvan Pulungan, Country Manager ICLEI Indonesia, mengatakan kesamaan pandangan tersebut melahirkan berbagai inovasi pembangunan kawasan perkotaan yang rendah emisi.
Dia mengatakan Kota Balikpapan telah menetapkan dalam rencana tata ruang mereka bahwa 52% wilayah kota Balikpapan adalah wilayah lindung yang diperuntukan untuk konservasi hutan dan mangrove.
Hal serupa dapat dilihat dari pengalaman Kota Recife, sebuah kota pesisis di Brazil yang meluncurkan kebijakan aforestasi di kawasan perkotaan, tempat dilakukan penanaman hampir 100.000 pohon di wilayah kota yang memiliki temperatur rata-rata yang tinggi.
Sebagaimana halnya Balikpapan, Kota Recife juga menegaskan komitmen mereka untuk melindungi hutan kota dengan meningkatkan luasnya dari 7.211 Ha menjadi 8.618 Ha.
Inovasi juga dilakukan di sektor transportasi, yang menjadi sektor terbesar yang memberikan kontribusi emisi di kawasan perkotaan.
Wali Kota Bogor Bima Arya menyatakan inisiatif-inisiaitif yang dilakukan ICLEI ini tidak hanya membantu kota dalam aspek teknis.
Menurutnya, ICLEI memberikan kepercayaan diri kepada kota untuk tetap berjalan dalam garis lurus pembangunan kota yang rendah emisi.
Bima mengungkapkan dirinya tidak ragu untuk mendorong agar kota-kota lain di Indonesia segera mendukung Compact of Mayors.
"Kota Bogor secara bertahap telah melakukan upaya untuk mentransformasi penggunaan bahan bakar fosil di angkutan umum menjadi bahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan dengan penyediaan mesin konverter secara cuma-cuma," katanya.
Dia mengatakan Bogor telah menyusun roadmap yang secara bertahap akan menggantikan sistem transporasi publik berbasis angkot menjadi berbasis bus (bus rapid transportation).