Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) geram karena perusakan Lenggang Jakarta yang dilakukan Sabtu (20/6/2015) lalu.
"Tadi sudah dapat jaminan dari Polda bahwa polisi sudah tahu siapa oknum yang bikin rusuh. Kapolda yang baru ini kan top. Teroris saja bisa ditangkap, jadi beliau sudah bilang sama saya, sudah tau siapa saja yang main. Otak-otaknya sudah diketahui," kata Ahok, Senin (22/6/2015).
Seperti diketahui, saat ini Polda Metro dipimpin oleh Irjen Tito Karnavian, salah seorang calon Kapolri masa depan yang memiliki rekam jejak mencorong dibidang pengungkapan terorisme. Nama Tito mulai mencuat saat memimpin tim kobra berhasil mengungkap keberadaan Tommy Soeharto yang saat itu buron.
Ahok menyatakan beberapa pedagang kaki lima (PKL) yang menyerang PKL Lenggang Jakarta bukanlah PKL yang dibina oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI. Aksi kekerasan yang terjadi di Monas dan merambahnya PKL turut jadi penyebab menurunnya pengunjung Monas.
Pasalnya, sering ada pemalakkan dari PKL, penggebukan. Maka Pemprov DKI mau menutup kawasan PKL dan membenahinya sebagai kawasan binaan Lenggang Jakarta.
Itu sebabnya Ahok mempersilakan keluar para PKL yang tidak mau masuk binaan. Mereka pun dilarang berjualan di kawasan Monas.
Ahok menyebutkan pihaknya tak akan segan melakukan tindakan tegas jika masih ada yang berbuat kisruh.
Ia pun sudah meminta agar satpol PP dipersenjatai dengan alat kejut listrik.
Lenggang Jakarta adalah program relokasi PKL Monas yang dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI.
Model transaksi di Lenggang Jakarta menggunakan e-money.
Ada 329 pedagang yang berjualan di Lenggang Jakarta yakni para pedagang kuliner, aksesori, dan suvenir.
Semua pedagang yang terdaftar dan berdagang di Lenggang Jakarta merupakan PKL Monas.
Pedagang kuliner di Lenggang Jakarta diberikan pelatihan dan pembinaan sejak Januari 2015 oleh dua koki.