Bisnis.com, JAKARTA - Perjanjian integrasi kerjasama Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) dengan PT Transjakarta yang akan memakai sistem rupiah per kilometer dipandang menjadi solusi agar warga DKI nyaman menumpang Kopaja.
Penanggung jawab bidang teknik Kopaja, Yudi, mengakui selama ini Kopaja tak bisa memberikan pelayanan dengan baik karena sistem 'kejar setoran' sehingga angkutan umum cenderung memilih ngetem untuk mendapatkan banyak penumpang.
"Sistem rupiah per kilometer ini membuat ada jaminan bagi pengusaha untuk memutar uangnya. Sehingga dengan rupiah per kilometer ini pengemudi memilih jalan dan tidak peduli penumpang ada atau tidak karena dia dibayar per rupiah kilometer," kata Yudi di Balai Kota, Rabu (24/6/2015).
Saat ini untuk mengoperasikan sistem rupiah per kilometer, Kopaja dan Transjakarta melakukan pengadaan 120 bus. Selanjutnya akan ada 200 bus lagi.
"Operasi selanjutnya nanti taat aturan. Kalau sudah sesuai aturan setelah 10 tahun maka otomatis bus akan diremajakan," tutur Yudi.
Yudi mengakui, sebagai koperasi, ke depannya Kopaja akan memastikan kondisi mesin dan kelayakkan bus melalui kerjasama perawatan mesin dengan customer service.
Oleh sebab itu perawatan bus Kopaja bukan menjadi tanggung jawab Kopaja ataupun Transjakarta sendiri.