Bisnis.com, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terima 7.285 kacamata bagi pelajar DKI Jakarta sebagai salah satu program corporate social responsibility (CSR) dari PT Sumber Alfaria Trijaya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memandang kacamata gratisan dari perusahaan pengelola jaringan ritel Alfamart Alfamidi itu akan mendorong Pemprov DKI lebih memperhatikan siswa-siswi sekolah yang membutuhka alat bantu melihat.
Ahok mengaku sudah mengatakan kepada Dinas Pendidikan, bahwa anak di kota ini disurvei rata-rata hampir 40% itu pakai kacamata. Anak kecil pakai kacamata itu harus dicek setiap 6 bulan sekali, jika dia tidak mampu dari sisi ekonomi pasti anak itu tidak melakukan check.
"Nah, seharusnya Pemprov DKI kerjasama dengan yayasan, dokter, atau toko kacamata untuk mengecek. Kalau benar dia tidak mampu, ya kita belikan saja dari uang Kartu Jakarta Pintar," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (26/6/2015).
Ahok menegaskan penggunaan KJP dengan sistem debit akan meminimalisir potensi kecurangan. Sehingga Ahok ingin pengecekkan keuangan tidak lagi secara Kontan.
"Makanya saya berterima kasih kepada Yayasan Berani Bhakti Bangsa ini, jadi ke depannya kamu mau mulai anggarkan juga seperti dalam KJP berupa dan berapa dimasukkan dalam KJP.
"Yang mau kacamata, kita transfer ke rekening tabungan dia dan dia bayarnya di-tap. Bisa cek setiap 6 bulan, semua sekolah harus kerjasama untuk mengukur standarnya sudah ada dari swasta.
"Nah, kacamata model sekian hanya Rp200.000. Ini kan keren-keren bingkainya, modis, dari plastik jadi ringan dan kuat," tutur Ahok mengagumi kacamata sumbangan tersebut.
Ahok berpesan agar anak-anak sekolah di DKI Jakarta membiasaka diri membaca dengan posisi yang benar. Dia juga berpesan jika sudah msngantuk jangan main game melulu.
"Bapak juga dulu minus gara-gara itu, bawa mobil ke Jampang Tengah, Sukabumi, hujan dan malam sudah minus 1 eh, tidak bawa kacamata. Begitu terus lalu macet 3 jam, pulang langsung naik jadi minus 2. Dulu Bapak tidak pakai kacamata loh sampai SMA masih duduk di kursi belakang, kuliah tahun awal juga masih di belakang. Gara-gara bikin kontur, kecapean sampai malam jadi minus," kenang Ahok.