Jalur Sepeda
Sembari jalan berkeliling dia juga bercerita betapa seru kelak bermain di TPA seluas 34 hektare (ha) ini. Selain ada jalur bersepeda, bakal ada pula danau buatan berisi ikan dengan hiasan air mancur saling memancar.
Semua itu dibangun di atas tanah bekas penampungan sampah yang nonaktif. Ditutup, ditanami kembali, dan dihias. Pembangunan tahap awal taman lingkungan hidup ini ditargetkan selesai dalam waktu dua tahun, selanjutnya tinggal pengembangan berkelanjutan.
Kota Tangerang bisa menjadi pionir pengelolaan sampah berkesinambungan di Indonesia. Bukan sekadar memiliki taman edukasi berbasis lingkungan hidup. TPA ini juga bisa punya pembangkit listrik tenaga sampah sendiri serta mesin khusus pengolah sampah menjadi solar.
Ivan Yudianto dari DKP mengatakan, pihaknya tengah menunggu hibah dari Kementerian ESDM untuk mesin penghasil solar dari sampah. Kota Tangerang menantikan, meskipun tak tahu kapan bisa terealisasi.
“Nanti begitu sudah kami terima akan transfer teknologi dulu selama enam bulan,” ucap dia.
Ivan tidak menyebut detail jenis alat yang dimaksud. Tapi, dipastikan mesin ini dapat mengolah sampah-sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Selama sehari mengolah 144 ton setara 2.500 – 3.000 liter solar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel