Bisnis.com, JAKARTA - Bus baru bermerek Scania, yang dioperasionalkan PT Transjakarta, beberapa waktu lalu dikabarkan mogok, ditampik oleh Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Namun demikian, pihaknya membenarkan bahwa bus pabrikan asal Swedia tersebut memang sempat mengalami masalah pengoperasian, aat melinta di halte Monas pada Selasa (28/7/2015).
Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih mengatakan bahwa peristiwa di Halte Monas tersebut tidaklah mogok, namun saat itu alat sensor yang terpasang di bus terlepas dari dudukannya.
"Sensornya lepas. Mungkin bautnya kendor. Karena sensornya lepas, lampu peringatan di dashboard otomatis menyala sebagai bagian dari warning system bus tersebut," tutur Kosasih, Senin (10/8/2015).
Menurutnya, sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan, PT Transjakarta harus memanggil teknisi dari agen pemegang merek dari bus yang bersangkutan, dan hal itu harus dilakukan apabila terjadi permasalahan pada semua jenis komponen yang melekat pada bus.
"Sebenarnya pakai obeng bisa, tinggal benerin sendiri bisa. Cuma kan kalau kayak gitu tidak sesuai SOP," ujarnya.
Kosasih menuturkan, lantaran saat itu proses pemanggilan teknisi memakan waktu yang cukup lama, maka untuk sementara penumpang yang ada di bus Scania dipindah ke bus yang lain.
"Nunggu teknisinya datang hampir 1 jam. Benerinnya enggak sampai 5 menit. Setelah itu bus jalan lagi," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku beberapa waktu lalu mendapat komplain dari seseorang mengenai bus Scania. Orang itu mengatakan bus Scania sudah pernah mogok.
"Misalnya, kayak kemarin ada yang kasih tahu saya begini, 'Lihat tuh, Scania sudah mogok, siapa bilang hebat'. Bukan mogok, justru Scania begitu teliti [jika ada sedikit kerusakan]," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.
Ahok menyebut bus Scania dalam hal keamanan sudah sangat baik apabila ada bagian bus yang bermasalah. "Scania begitu teliti. Ada kabel yang goyang saja langsung keluar tanda peringatan di dashboard pengemudi, indikatornya. Langsung dia harus prosedural harus menghentikan, memanggil pabrik untuk periksa semua. Ini bagus dong kalau saya bilang ini ketakutan merek-merek lain saja nggak dibeli," kata Ahok.