Bisnis.com, JAKARTA--Menyusul kerusakan yang terjadi pada Bendung Pintu Air 10 Sungai Cisadane, Aetra Tangerang mulai mengalami krisis air baku karena tinggi permukaan air sungai turun secara signifikan.
Akibatnya, Aetra Tangerang untuk sementara menghentikan kegiatan pengolahan air bersih. Kondisi krisis air baku ini juga dialami seluruh PDAM dan perusahaaan air bersih lainnya di Tangerang. Untuk mengatasi permasalahan ini, Aetra Tangerang melakukan beragam upaya untuk mendapatkan suplai air baku yang mencukupi.
Presiden Direktur PT Aetra Air Tangerang Untung Suryadi mengatakan untuk mengatasi kekeringan tersebut, Aetra Tangerang telah melakukan pendalaman kanal di bangunan intake, namun upaya ini menjadi tidak optimal karena penurunan tinggi permukaan sungai yang terlalu cepat. Mengantisipasi hal tersebut, Aetra Tangerang akan segera memasang pompa tambahan dengan kapasitas 250 liter per detik."
Pompa tambahan ini akan menyedot air langsung dari tengah Sungai Cisadane karena air yang masih tersisa terkumpul di cekungan di tengah Sungai Cisadane. Untuk membantu pelanggan memenuhi kebutuhan air bersih mereka, juga dilakukan dengan mengirimkan sejumlah truk tangki air ke wilayah pemukiman pelanggan," ujarnya.
Aetra Tangerang bahkan harus mendatangkan truk tangki air dari wilayah Jakarta karena pengisian truk tangki air di wilayah Tangerang sendiri sudah tidak memungkinkan.
Selain truk tangki air, Aetra Tangerang juga telah menempatkan sekurangnya 14 tandon air di wilayah pemukiman pelanggan. Mereka menyatakan telah berupaya maksimal untuk kembali menormalkan suplai air bersih kepada seluruh pelanggan, namun untuk sementara diharapkan agar para pelanggan dapat bersabar dan memahami kondisi ini.