Bisnis.com, TANGERANG — Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pelemahan bisnis perusahaan sebagai dampak pelemahan rupiah membuat buruh serba salah.
Koordinator Aliansi Rakyat Tangerang Raya (Altar) Edi Jayadi mengatakan pekerja pun tidak bisa berharap banyak kepada perusahaan agar tidak terjadi lebih banyak PHK. Pasalnya, tindakan ini dilakukan perusahaan sejalan dengan geliat bisnis yang terus melemah.
“Kami prihatin juga dan akhirnya tidak bisa menuntut banyak kepada pimpinan,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (1/9/2015).
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat paling banyak memukul industri pengolahan yang menggantungkan bahan bakunya dari impor. Depresiasi rupiah bikin harga bahan baku melambung tetapi tidak bisa dikompensasikan ke harga jual.
Di Kabupaten Tangerang sendiri sedikitnya ada lima perusahaan yang terancam melakukan PHK. Buruh yang terancam dipecat diperkirakan mencapai 5.000 orang. Edi menyebutkan setidaknya ada dua sektor usaha yang terpukul, yaitu tekstil dan plastik.
“Perusahaan Changhong juga sudah mulai PHK karwayannya. Kondisi yang ada ini kami nilai bahwa presiden gagal menyejahterakan kaum buruh,” tuturnya.