Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Transjakarta Antonius NS Kosasih menargetkan pada 28 Oktober tahun ini Kopaja terintegrasi busway siap beroperasi.
"Target kami bisa diluncurkan 28 Oktober. Tepat pada Hari Sumpah Pemuda kami integrasikan moda transportasi di Jakarta," kata Kosasih di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Kosasih mengatakan, jika semua transportasi di DKI Jakarta bisa dikelola menggunakan mekanisme pembayaran rupiah per kilometer, tentu saja para pengusaha mendapat kepastian.
"Asal ikut aturan. Semua pasti untung. Termasuk sopir dan penumpang," pungkasnya.
Kosasih meyakini pelayanan angkutan umum bisa diatur dengan baik kalau supir-supir tidak lagi diwajibkan memberi setoran tetapi mendapatkan gaji dengan layak.
"Pelayanan umum itu harusnya tidak tergantung penuh atau tidaknya penumpang, tetapi harus sesuai dengan jadwal yang diinginkan penumpang. Itu bisa dicapai kalau tidak ada sistem setoran. Di luar negeri sopirnya digaji. Semua itu akan kami mulai di Kopaja trayek Kopaja S-66," paparnya.
Dia tak menampik bahwa di sisi lain jika supir digaji maka pengusaha akan sedikit mengalami beban tambahan karena jika tidak ada penumpang tentu tidak ada pemasukan.
"Maka dari itu, pemerintah harus berkontrak dengan operator untuk membiayai," tambahnya.
Kosasih memastikan bahwa pemerintah bertugas menetapkan tiket, sementara operator yang menjalankan.
Kosasih menyatakan salah sagu operator yang bertugas mengordinasikan adalah Badan Usaha Milik Daerah yang ditunjuk pemerintah, yakni PT Transjakarta.
"Operator-operator dikoordinir oleh satu otoritas transportasi. Kalau di Singapur ada LTA, di sini PT Transjakarta," sambungnya.
Sebelumnya, Kosasih mengatakan Kopaja reguler non setoran siap beroperasi akhir tahun ini. Kosasih juga membeberlan Kopaja reguler non setoran itu akan dimulai dari rute Kopaja S-66.
Pasalnya jalur tersebut akan menjadi percontohan, karena sesuai kajian Indonesia Infrastructure Inisiative (INDII).
Tak hanya itu, INDII menilai transportasi yang tergolong siap dengan mekanisme tersebut adalah Kopaja. Hal ini diperkuat dengan penilaian bahwa proyek percontohan ini cocok untuk integrasi bus kota di luar jalur busway.