Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILKADA DEPOK: Kampanye Hitam, Panwaslu-Polisi Tak Tegas

Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengungkapkan panwaslu dan Kepolisian Resor Kota Depok tidak tegas menindak dalang kampanye hitam berbau SARA pada ajang Pilkada Depok 2015.
Petugas Saatpol PP melepaskan Alat Peraga Kampanye (APK) calon Bupati dan Wakil bupati di Indramayu, Jawa Barat/Antara
Petugas Saatpol PP melepaskan Alat Peraga Kampanye (APK) calon Bupati dan Wakil bupati di Indramayu, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, DEPOK-- Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengungkapkan panwaslu dan Kepolisian Resor Kota Depok tidak tegas menindak dalang kampanye hitam berbau SARA pada ajang Pilkada Depok 2015.

Kampanye hitam tersebut mengemuka beberapa waktu lalu di sejumlah wilayah Depok berupa spanduk bergambar pasangan nomor urut satu Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi. Dalam spanduk itu bertuliskan "Haleluya... Puji Tuhan... Mari Sukseskan Satu Gereja Satu Kelurahan"

"Kampanye hitam itu sebuah pelanggaran dan pemilihan, makanya harus ditindak tegas," ujarnya pada Bisnis.com, Kamis (19/11/2015).

Dia mengatakan, panwaslu dan kepolisian harus berdiri netral dalam menindak kasus kampanye hitam tersebut untuk memudahkan proses penindakan.

Menurutnya, kedua lembaga tersebut tak jarang mengecewakan dalam penindakan kasus pelanggaran pemilihan umum dan pilkada. Selain lambat, lanjutnya, proses yang dilakukan kedua lembaga tersebut jarang mengungkap kasus hingga tuntas.

"Memang banyak juga yang kecewa terhadap panwas dan polisi karena mereka tak serius selesaikan perkara. Itu biasanya terjadi karena mereka anggap perkara kampanye hitam tidak penting. Nah, pikiran tersebut keliru," ujarnya.

Menyikapi spanduk kampanye hitam tersebut, pihak Dimas-Babai memang sudah melaporkan ke kepolisian. Mereka merasa dirugikan dengan adanya spanduk tersebut.

Adapun, pihak pasangan nomor urut dua Muhammad Idris-Pradi Supriatna menegaskan bahwa timnya memegang teguh politik santun dan tidak pernah membuat kampanye hitam yang merugikan pihak lain.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper