Bisnis.com, DEPOK-- Pilkada Depok yang diikuti dua pasangan calon Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi dan Muhammad Idris-Pradi Supriatna tinggal menghitung hari.
Pilkada yang digelar pada 9 Desember 2015 tersebut digadang-gadang pesta demokrasi warga Depok tersebut akan semakin memanas. Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengatakan, Pilkada Depok bakal menyisakan psikologi politik pascapilpres 2014. Pasalnya, selain head to head, pilkada tersebut diusung masing-masing oleh PDI-P dan Gerindra.
"Kalau Pilkada Depok disebut mirip Pilpres 2014 itu tidak tepat. Tapi, memang ada pengaruhnya yang dibawa ke level pilkada," ujarnya pada Bisnis.com, Kamis (19/11/2015).
Pada Pilpres 2014, pertarungan antara Jokowi dari PDIP dan Prabowo dari Partai Gerindra, menyisakan konflik berkepanjangan dari para pendukung.
Ubedilah mengatakan, konflik tersebut tidak akan sampai terulang di level Pilkada Depok karena kepentingan dan misinya yang berbeda.
"Untuk KIH dan KMP juga di level daerah tidak terlalu signifikan gesekannya. Bahkan mereka cenderung mencair," katanya.
Sebelumnya, politisi Partai Gerindra yang juga anggota DPR, Nuroji, mengemukakan bahwa Pilkada Depok yang diikuti dua pasangan calon berpotensi berjalan memanas. Musababnya, kedua pasangan calon merupakan usungan dari partai yang bertarung di Pilpres 2014 yakni PDI-P dan Partai Gerindra-PKS.