Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catatan Debat Calon Wali Kota & Wakil Wali Kota Depok

Komisi Pemilihan Umum Kota Depok telah menggelar debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok bagian pertama dengan tema Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Sosialisasi Pilkada Depok 2015/Bisnis.com-Miftahul Khoer
Sosialisasi Pilkada Depok 2015/Bisnis.com-Miftahul Khoer

Bisnis.com, DEPOK- Komisi Pemilihan Umum Kota Depok telah menggelar debat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok bagian pertama dengan tema Meningkatkan Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta.

Debat yang dipandu oleh pengamat tata kota Yayat Supriatna tersebut berjalan lancar selama sekitar 1,5 jam lebih.

Dua pasangan calon yakni nomor urut satu Dimas Oky Nugroho-Babai Suhaimi dan nomor urut dua Muhammad Idris-Pradi Supriatna tampak bersemangat dalam memaparkan visi misinya.

Debat terbagi dalam beberapa sesi antara lain pemaparan visi misi calon yang ditanggapi oleh calon lain. Sesi lainnya adalah tanya jawab antar pasangan calon yang juga dikomentari masing-masing calon.

Selama debat berlangsung, pasangan Dimas-Babai terkesan menyerang pasangan Idris-Pradi, mengingat Idris adalah calon wali kota yang juga petahana selaku Wakil Wali Kota Depok mendampingi Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail.

Babai Suhaimi misalnya, menyerang Idris terkait pelayanan kesehatan yang dinilai selama kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail-Muhammad Idris belum memuaskan masyarakat Depok. Babai memberi contoh minimnya pelayanan rumah sakit umum daerah yang hingga saat ini hanya berdiri satu rumah sakit.

Menurut Babai, hal tersebut dinilai ironis seiring penduduk Depok sudah mencapai sekitar 2,1 juta. Belum lagi dalam 63 kelurahan di Kota Depok, puskesmas yang ada diklaim tidak berjalan maksimal. Bukan itu saja, sektor pendidikan juga menjadi sosorotan Dimas-Babai untuk menyerang pasangan Idris-Pradi.

Senjata Dimas-Babai dalam debat tersebut adalah mengungkap pencapaian pemerintah Depok sebelumnya yang dinilai belum maksimal. Lagi-lagi Babai mempertanyakan soal pencapaian Depok sebagai kota layak anak yang dinilainya kurang tepat. “Karena masih banyak kasus pelecehan anak di Depok,” katanya.

Babai memang bukan orang baru di Depok. Berbeda dengan Calon Wali Kota Dimas Oky Nugroho yang mendampinginya. Tercatat, Babai adalah politisi Partai Golkar yang sudah dua periode duduk di DPRD Depok.

Babai juga terkenal sebagai orator yang pandai berbicara. Tak heran, dalam debat tersebut pun dia tampak mendominasi pemaparan dibandingkan Dimas. Oleh karena itu, dengan mengusung jargon perubahan, Dimas-Babai tampaknya mencari celah menyerang dalam debat bagian pertama tersebut.

Demikian juga dengan pasangan Idris-Pradi. Pasangan ini terlihat didominasi oleh Idris, baik dalam pemaparan maupun saat memberikan tanggapan. Sepak terjang Idris memang cukup berpengalaman selama lima tahun mendampingi Nur Mahmudi Ismail. Meskipun, nama Pradi juga sempat wara-wiri di perpolitikan Depok. Pradi sempat mencalonkan juga menjadi Wakil Wali Kota pada 2010 dan anggota DPR RI meskipun keduanya gagal.

Selama debat berlangsung, Idris-Pradi terkesan memainkan skema bertahan dari serangan Dimas-Babai. Idris, misalnya, banyak menyangkal pernyataan-pernyataan yang dilancarkan pasangan Dimas-Babai.

Soal data laju pertumbuhan penduduk dan puskesmas yang menjadi kunci serangan Babai mudah dipatahkan oleh Idris. Misalnya, Idris menyatakan data puskesmas 24 jam tidak berjalan, segera diralat oleh Idris karena kenyataannya diklaim sudah ada sekitar lima puskesmas yang sudah berjalan. “Dan kita akan lanjutkan dengan menambah puskesmas lagi,” katanya.

Debat pertama dari tiga bagian ini tampak kurang menampilkan inti persoalan, sebab keduanya hanya mencoba menyerang dan bertahan dari apa yang telah dilakukan pemerintahan sebelumnya. Padahal, seharusnya, kedua pasangan memaparkan visi misi secara jelas dan mudah dicerna agar warga Depok tahu betul apa yang akan dilakukan oleh kedua calon.

Memang, kedua calon ketika awal debat dimulai telah menyampaikan apa yang akan dilakukan pada lima tahun ke depan apabila mereka terpilih. Tetapi, pemaparannya hanya berupa poin yang normatif dan umum saja. Tidak menjelaskan dan mengajak masyarakat berhak memilih keduanya.

Sebagai contoh, jika terpilih, Babai akan melakukan reformasi birokrasi dalam meningkatkan pelayanan dengan mengadakan agenda rapat rutin antara Wali Kota dengan tingkat ketua RT dan RW. Hal itu dilakukan untuk mencari inti persoalan yang terjadi di setiap pelosok wilayah di Depok.

Begitu juga dengan Dimas, dia ingin membangun Depok lebih maju indah, indah, dan nyaman diiringi dengan mengimplementasikan program nawacita seperti yang dilakukan Presiden Jokowi. Selain itu, pasangan ini juga mengklaim akan membenahi infrasturktur, industri kreatif dan membangun kota relijius sesuai cita pancasila dan UUD.

Sementara, Idris, tak mau kalah dengan menampilkan prestasi-prestasi Kota Depok selama dipimpinnya bersama Nur Mahmudi. Lagi-lagi dia terjebak pada ‘nostalgia masa lalu’. Padahal seharusnya bisa memaparkan program yang lebih baru dan kreatif.

Pun demikian dengan Pradi. Dia hanya memberikan pemaparan soal program yang akan dilakukan lima tahun ke depan tanpa gambaran yang jelas antara lain Depok peduli pendidikan, subsidi untuk guru honorer, puskesmas rawat inap 24 jam, taman terpadu di setiap kelurahan ramah balita dan lansia, pusat kreasi rakyat, panggung budaya, revitalisasi pasar bersih dan 1.000 kios UMKM, sentra ekonomi kreatif dan instenitf untuk RT serta RW dan LPM.

Sisanya, debat hanya berkutat pada kesan siapa pasangan yang lebih baik ke depan tanpa dijelaskan program seperti apa yang bisa membuat Depok lebih baik dan maju. Skema menyerang dan bertahan inilah yang membuat debat bagian pertama kurang greget. Hanya bagian akhirnya saja yang cukup greget dan menarik. Yakni keduanya saling adu pantun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper