Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polda Metro Jaya: Penindakan Joki "3 in 1" Tak Bisa Hanya Andalkan Aparat

Keberadaan joki three in one mendapat perhatian khusus dari Ditlantas Polda Metro Jaya. AKBP Budiyanto, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum (Kasubdit Bin Gakum) Ditlantas Polda Metro Jaya mengatakan, ada konsekuensi hukum bagi pengguna dan penyedia jasa three in one.
 Joki 3 in 1 di jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta/Antara
Joki 3 in 1 di jalan Asia Afrika, Senayan, Jakarta/Antara

Bisnis.com, JAKARTA- Keberadaan joki three in one mendapat perhatian khusus dari Ditlantas Polda Metro Jaya.

AKBP Budiyanto, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penegakan Hukum (Kasubdit Bin Gakum) Ditlantas Polda Metro Jaya mengatakan, ada konsekuensi hukum bagi pengguna dan penyedia jasa three in one.

" Pasal 27 Ayat 1 Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan maupun pasal 1,2,3, dan 4 Perda No 8 Tahun 2007 secara tegas melarang keberadaan penyedia jasa maupun pengguna jasa joki tersebut," jelas Budiyanto, Jumat (25/12/2015).

Ia menjelaskan, jika ditemukan pengemudi yang menggunakan jasa three in one, pengemudi tersebut bisa diancam penjara maksimal 60 hari dan denda maksimal Rp20 juta. Sedangkan untuk penyedia jasa diancam kurungan maksimal 90 hari dan denda maksimal Rp30 juta.

Meski demikian, hingga saat ini pihaknya belum cukup maksimal dalam menindak para pengguna maupun penyedia jasa joki tersebut. Menurutnya, perlu sinergitas dari sejumlah kalangan untuk menindak agar pelanggaran tersebut bisa diminimalisir.

"Aparat saja tidak cukup. Perlu sinergitas antar institusi untuk menegakkan hukum. Baik itu dari unsur Polri, TNI, Pemerintah Daerah. Kalau itu bisa dilakukan, perundang-undangan tersebut bisa diberlakukan secara efektif," terangnya.

Selain sinergitas antar institusi keamanan, kesadaran masyarakat juga menjadi poin penting dalam menegakkan peraturan tersebut. Untuk itu pihaknya akan terus mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat.

"Kami akan terus melakukan sosialisasi. Karena selain tindakan represif, pendekatan preventif juga kami utamakan," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler