Bisnis.com, BOGOR— Kabupaten Bogor menjadi kawasan primadona bagi pengembang perumahan asal DKI Jakarta dan Jawa Barat seiring masih banyaknya lahan tersedia di daerah tersebut dengan harga tanah yang dinilai relatif terjangkau.
Kepala Bidang Penanaman Modal Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Satu Pintu Kabupaten Bogor, Joner Kalixtus Marpaung menuturkan realisasi investasi pada 2015 disumbang cukup besar dari sektor properti.
Menurutnya, dari target sekitar Rp5 triliun, realisasi investasi pada 2015 di Kabupaten Bogor mencapai lebih dari Rp13 triliun dengan kontribusi di sektor properti mencapai sekitar 24%.
"Tahun ini diperkirakan investasi di sektor properti akan semakin meningkat. Beberapa pengembang telah mengajukan izin pembangunan rumah vertikal di beberapa wilayah," ujarnya pada Bisnis, Selasa (9/2/2016).
Dia memaparkan para pengembang di beberapa daerah Jabodetabek telah mengajukan perizinan pembangunan perumahan pada tahun lalu. Dengan demikian, tahun ini eksekusi pembangunan akan banyak dilakukan.
Joner menuturkan pihaknya menargetkan realisasi investasi di Kabupaten Bogor sepanjang tahun ini mencapai Rp5,5 triliun. "Tetapi biasanya realisasinya bakal tercapai dua kali lipat. Sektor properti tetap akan menjadi primadona," katanya.
Terpisah, Ketua Kadin Kota Depok Wing Iskandar mengatakan para pengembang yang berada di bawah naungannya sejak tahun lalu sudah berekspansi membangunn perumahan di Kabupaten Bogor.
Musababnya, lahan peruntukkan perumahan di Kota Depok sudah tidak memungkinkan dengan harga tanah yang realtif mahal. Selain itu, kata dia, adanya kebijakan Pemerintah Kota Depok yang membatasi pembangunan perumahan hanya boleh di atas lahan 120 meter menjadi penghambat pembangunan.
"Anggota kami sudah banyak membangun rumah di kawasan Citayam Kabupaten Bogor dengan harga yang relatif murah dan bisa dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah," ujarnya.
Wing memaparkan pihaknya tengah memutar otak agar bisa berkontribusi dalam membangun perumahan sesuai arahan pemerintah pusat yang diperuntukkan bagi kalangan berpenghasilan rendah.
Salah satunya, kata dia, anggota Kadin Kota Depok yang bergerak di sektor properti menyasar daerah penyangga lainnya seperti Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Tangerang dan daerah lainnya.
"Intinya kami tetap masih membangun meskipun di Depok sudah tidak memungkinkan lagi. Kami masih bisa cari lahan di daerah lain," paparnya.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan Dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) DKI Jakarta Patlina Kusniati mengatakan pihaknya juga menyasar kawasan Bodetabek untuk membangun perumahan pada tahun ini.
"Kami bangun di kawasan industri terutama di kawasan Bekasi. Depok dan Bogor juga anggota kami bangun. Tetapi lebih ke kelas menengah," paparnya.