Kabar24.com, JAKARTA - Volume sampah elektronik terus bertambah setiap tahun, seiring dengan penemuan baru di bidang teknologi yang mendorong masyarakat ingin memilikinya dan seringkali menyingkirkan barang elektronik lama. Namun, tidak banyak dari mereka mengetahui perlakuan yang benar terhadap sampah elektronik.
Keinginan membangun kepedulian masyarakat terhadap sampah elektronik, kemudian mendorong Rafa Jafar (12) mengampanyekan gerakan E-Waste Drop Zone. Pemilik nama lengkap Muhammad Rafa Ibnusina Jafar saat ini duduk di bangku SMP Labschool Kebayoran.
RJ, biasa disapa, menjelaskan gerakan E-Waste Drop Zone yakni dengan menyediakan drop box untuk menampung sampah elektronik dari masyarakat. Keberadaan drop box memudahkan masyarakat untuk membuang sampah elektroniknya. Sebab, selama ini belum banyak masyarakat yang mengetahui kemana akan membuang sampah elektronik.
Saat ini drop box baru mampu menampung limbah elektronik dari gadget, seperti power bank, smartphone beserta aksesorisnya, dan tablet. Setiap tanggal 1 tiap bulannya, akan ada petugas yang membawa sampah elektronik ke tempat penampungan pengolahan sampah elektronik.
Drop box sudah dapat ditemukan di Sekolah Cikal dan SMP Labschool Kebayoran. Drop box segera menyusul ke 7 sekolah di Jabodetabek.
"Ke depan ingin drop box ada di public space. Namun, sekarang masih di radius sekolah, agar lebih mudah dimonitor," tutur penggila gadget ini saat ditemui di kawasan Pasar Minggu Jakarta Selatan, Rabu (10/2/2016).
