Bisnis.com,BEKASI-Hipmi Bekasi Raya mengharapkan rencana penurunan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) oleh pemerintah pusat dapat dirasakan merata oleh pelaku usaha.
Radityo Egi Pratama, Ketum BPC Hipmi Bekasi Raya menilai, kebijakan penurunan BPHTB akan menggairahkan pelaku pasar properti di Indonesia.
Hanya saja, nantinya implementasi di lapangan diharapkan dapat dirasakan oleh pengembang skala kecil dan menengah, sehingga manfaat kebijakan tersebut dapat dirasakan merata oleh pelaku usaha.
"Tinggal bagaimana penerapan kebijakan ini bisa juga dirasakan para pengembang skala kecil dan menengah, sehingga pemerataan manfaat dari kebijakan ini bisa dirasakan setiap elemen pelaku usaha," katanya, Kamis (03/03/2016).
Namun, Egi yang juga Direktur PT Roema Eghi Pratama menuturkan real estate memiliki kelemahan. Kelemahan tersebut terkait jumlah lahan yang tersedia belum berimbang dengan kebutuhan masyarakat dan proses perizinan yang harus dilalui pengembang.
Untuk itu, katanya, kendati penurunan BPHTB real estate ini akan mendorong investasi pasar properti, namun pemerintah perlu mengontrol ketersediaan lahan. Untuk wilayah Bekasi, katanya, banyak lahan yang telah dimiliki pengembang besar.
"Hal ini dapat menimbulkan polemik terkait user skala seperti apa yang dapat menikmati kebijakan penurunan BPHTB ini untuk DIRE."
Sebelumnya, pemerintah pusat memberikan sinyal untuk menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) final dan BPHTB instrumen investasi Dana Investasi Real Estate (DIRE) menjadi 0,5% dan 1%.
Penurunan itu hanya berlaku untuk DIRE. Jual beli properti dalam bentuk lain tetap dikenai PPh dan BPHTB masing-masing 5%. Namun kebijakan tersebut belum final karena masih harus dibicarakan dengan pemda yang memungut BPHTB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
