Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Semanggi Interchange, WIKA Akan Selesaikan 18 Bulan

PT Wijaya Karya menyatakan akan menyelesaikan pembangunan proyek Semanggi Interchange guna mengurai kemacetan di kawasan bunderan Semanggi tersebut, selama 18 bulan.
PT Wijaya Karya menyatakan akan menyelesaikan pembangunan proyek Semanggi Interchange guna mengurai kemacetan di kawasan bunderan Semanggi tersebut, selama 18 bulan./Ilustrasi
PT Wijaya Karya menyatakan akan menyelesaikan pembangunan proyek Semanggi Interchange guna mengurai kemacetan di kawasan bunderan Semanggi tersebut, selama 18 bulan./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Wijaya Karya menyatakan akan menyelesaikan pembangunan proyek Semanggi Interchange guna mengurai kemacetan di kawasan bunderan Semanggi tersebut, selama 18 bulan.

Badan usaha milik negara (bumn) yang bergerak di bidang konstruksi tersebut, setelah ditetapkan sebagai pemenang lelang, langsung akan mengerjakan detail enginering design (DED) selama 3 bulan dan pengerjaan fisik 15 bulan.

Corporate Secretary PT Wijaya Karya Suradi Wongso menyatakan bahwa pengerjaannya akan dimulai pada awal April 2016.

"Iya benar Wika yang akan mengerjakan. Kita sudah mendapatkan surat keputusan pemenang. Diharapkan April ini sudah bisa groundbreaking," ujarnya, kepada Bisnis, Kamis (31/3/2016).

Perusahaan plat merah tersebut membenarkan pernyataan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menyatakan bahwa PT Wika yang akan mengerjakan Semanggi Interchange.

"Kita akan selesaikan sekitar 18 bulan, yakni perencanaan DED(detailed enginering design 3 bulan dan pengerjaan fisik sekitar 15 bulan, sehingga total Rp18 bulan," ujarnya.

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa rencana pembangunan jalan layang Semanggi Interchange segera terealisasi dengan pencanangan alias groundbreaking pada 8 April 2016.

"Tanggal 8 April 2016 groundbreaking, dana swasta yang bangun," tuturnya, Kamis (21/3).

Mantan Bupati Belitung Timur yang akrab disapa Ahok itu menyatakan bahwa dana pembangunannya murni berasal dari pihak swasta dan tidak memakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

"Ini anggarannya dari perusahaan Jepang, PT Mori Building Company, yang ingin menaikkan KLB (koefisien luas bangunan)," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper