Bisnis.com, JAKARTA - Pada usianya yang masih lima tahun, W (sebut saja demikian) sudah dipaksa bekerja oleh ibunya.
Dia harus menyetor uang dari hasil mengamen dan menjadi joki 3-in-1 setiap hari.
"Kalau tidak ngamen nanti dicubit ibu," kata W, saat ditemui di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Bambu Apus, Jakarta, Kamis (31/3/2016).
W mengaku takut, jika tidak menjalankan perintah ibunya. Dari penghasilan setiap ngamen sekitar Rp30.000, W hanya diberi Rp2.000 untuk jajan.
Bocah bertubuh kurus itu tidak ingat sejak kapan dipaksa bekerja. Padahal, dia ingin sekolah seperti teman-temannya.
"Tidak tahu, sudah lama (kerja)," ujarnya dengan suara pelan.
Selain mengamen, W kadang juga menjadi joki pada pagi hari dan sore hari. Begitu pun dengan R, yang menjadi joki mengikuti jejak ibunya yang juga seorang joki.
"Mama yang suruh cari uang jadi joki. Kalau enggak, nanti diomelin," ujar R yang saat ini duduk dibangku Taman Kanak-kanak di daerah Sentiong, Jakarta.
R biasa menjadi joki 3-in-1 di kawasan Blok M setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan sore hari sepulang dari sekolah.
"Cari uang buat beli makan," kata R dengan polos.