Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti di lembaga think tank dan kajian Centre for Strategic and Internasional Studies atau CSIS enggan berkomentar terkait kasus suap reklamasi Teluk Jakarta yang melibatkan nama Sunny Tanuwidjaja.
Sunny Tanuwidjaja disebut-sebut sebagai mantan peneliti di CSIS.
Untuk mengetahui latar belakang Sunny yang dikenal sebagai staf khusus Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, wartawan menghubungi pihak CSIS.
Salah satu peneliti yang masih aktif dalam CSIS Yose Rizal Damuri enggan berkomentar apapun mengenai Sunny.
Pihaknya berdalih bahwa hal tersebut bukan menjadi kewenangannya.
"Waduh, jangan tanya saya mengenai Pak Sunny, deh. (Bidang) saya bukan politik, saya di ekonomi. Kalau Anda tanya saya soal ekonomi, saya akan jawab. Tapi, kalau mengenai politik, politik kayak begini, nanti saja deh, ya. Tanya saja dengan sumber yang lain," kata Yose saat dihubungi, Jumat (8/4/2016).
Saat akan ditanya lebih lanjut soal kebenaran Sunny sempat menjadi peneliti di CSIS, sambungan telepon diputus oleh Yose.
Sejauh ini, CSIS belum menyampaikan penjelasan resmi terkait Sunny Tanuwidjaya.
Seperti disampaikan pihak KPK, Sunny Tanuwidjaya bersama Direktur PT Agung Sedayu Group Richard Halim Kusuma dicegah untuk bepergian ke luar negeri.
Keduanya ditetapkan sebagai saksi kasus dugaan suap reklamasi Teluk Jakarta yang menyeret Bos Agung Podomoro Land, Ariesman Widjaja.
"Pencegahan itu dimaksudkan jika penyidik memerlukan keterangan, mereka masih di dalam negeri," ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha, Kamis (7/4/2016).