Bisnis.com, JAKARTA - Staf khusus Gubernur DKI Jakarta Sunny Tanuwidjaja mengaku mengenal Bos PT Agung Sedayu Sugianto Kusuma alias Aguan.
"Sama saja dengan pengusaha-pengusaha lain, kan kenal. Sama semua [pengusaha] juga dekat. Baik-baik ga ada bedanya," ujarnya di pendopo Balai KOta DKI, Senin (11/4/2016).
Pria yang dicegah keluar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut mengatakan, sering mengikuti Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kala bertemu dengan pengusaha atau politi.
Menurut mantan peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS), alasan sang bos mengajaknya agar ada saksi (orang ketiga) yang memantau pertemuan.
"Kebanyakan politisi dan pengusaha itu berbicara soal politis. Saya suka diminta untuk kasih masukan," jelasnya.
Dikatakan, ada juga pengusaha atau politisi yang menghubunginya jika ingin menyampaikan sesuatu kepada Ahok. Hal inilah yang dilakukan oleh Mantan Wakil Gubernur DKI Priyanto kala ingin melaporkan soal kasus lahan Taman BWM di Jakarta Utara.
"Kalau ada pengusaha atau politisi yang mau kontak Pak Ahok kadang-kadang lewat saja. Pokoknya, tugas saya itu hanya bantu Pak Ahok," ujar Sunny.
Nama Sunny Tanuwidjaja mencuat di permukaan tak lama setelah KPK menangkap tangan M. Sanusi yang menerima uang sebesar Rp1,14 miliar. Uang tersebut diduga sebagai pelicin untuk mempermudah penyusunan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) dan Raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara.
Selain Sunny, KPK mencegah Bos PT Agung Sedayu Sugianto Kusuma alias Aguan untuk tidak bepergian ke luar negeri hingga enam bulan ke depan.