Bisnis.com, JAKARTA--Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan peranan pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) justru bisa mematikan budaya kerja bakti yang ada di masyarakat.
Pasalnya, kinerja PPSU yang dikenal dengan sebutan pasukan oranye turun hingga ke permukiman warga.
"Keberadaan PPSU sebenarnya baik. Namun, saya takut justru akan mematikan budaya gotong royong," ujarnya, Sabtu (16/4/2016).
Djarot mengatakan, keberadaan PPSU membuat warga semakin ketergantungan dan manja.
Seharusnya, kata dia, PPSU hanya bersifat membantu warga.
Mantan Walikota Blitar tersebut meminta tanggung jawab kebersihan lingkungan tidak diserahkan kepada PPSU.
"Sebaiknya masyarakat tetap mengkoordinir kerja bakti. PPSU sifatnya membantu saja. Kalau semua dikerjakan PPSU warga jadi manja," kata Djarot.
Warga dapat menggalakan kembali kerja bakti yang rutin dilaksanakan setiap hari Minggu.
"Jangan warganya cuma nontonin sambil ngerokok, ikut kerja," kata Djarot.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mempekerjakan 33.099 PPSU pada Agustus 2015 lalu.
Mereka ditugasi secara khusus untuk mewujudkan Kota Jakarta yang modern dan tertata rapi.
PPSU ini memperoleh gaji sebesar upah minimum provinsi, yaitu Rp 3,1 juta per bulan.
Mereka juga mendapat fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan.