Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan akan dihapusnya 3 in 1, Pemprov DKI Jakarta segera melakukan sterilisasi jalur bus Transjakarta.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi Provinsi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, bahwa setelah secara resmi 3 in 1 dihapus, ada beberapa hal yang menjadi catatan untuk mengelola dan minimalisir kemacetan.
"Moda angkutan massal harus diperbaiki. Otomatis modanya harus ditambah. Harus terjamin juga headwaynya dengan cara sterilisasi," ujarnya, Kamis (12/5/2016).
Untuk itu, lanjutnya, pihaknya akan bekerja sama dengan Dinas Bina Marga, untuk sesegera mungkin memasang MCB alias separator busway.
"Kita akan pasang MCB mini, seperti separator yang ukurannya 60 cm. Kita sudah bahas, lagi proses pemasangan," ujarnya.
Pihaknya juga meminta pemasangan MCB tidak hanya dilakukan di koridor I, namun juga di koridor-koridor lain, karena kemacetan saling terintegrasi.
"Selain itu terus koordinasi dengan Bina Marga untuk memperbaiki jalan-jalan berlubang atau bergelombang, karena itu juga salah satu menyumbang kemacetan," terangnya.
Sementara, dengan Kepolisian akan menginventarisir titik-titik kemacetan. Tidak hanya di ruas kawasan, tetapi juga di titik-titik jalan kolektor.
"Kalau tidak salah ada 45 titik kemacetan. Dengan pihak kepolisian, kita juga akan mengatur kemacetan lalu lintas. Untuk pelanggar akan ditindak tegas," katanya.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta memutuskan akan menghapus 3 in 1 disejumlah ruas jalan lantaran setelah berlangsung 22 tahun, 3 in 1 malah menimbulkan persoalan baru, yakni dampak sosial dengan maraknya joki-joki.
Joki ini banyak dampaknya seperti eksploitasi anak yang diberi obat penenang yang bisa berpengaruh pada kesehatan.
"Ada atau tidak ada 3 in 1, juga tetep macet. Tapi setidaknya satu masalah sosial itu teratasi," ujarnya.