Bisnis.com, JAKARTA--Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama akhirnya memutuskan memilih jalur partai politik agar bisa bertarung sebagai calon gubernur (Cagub) di Pilkada DKI 2017. Kendaraan parpol yang dipilih Ahok yaitu konsolidasi antara Partai Golkar, Partai NasDem, dan Partai Hanura.
Kendati demikian, rekam jejak Ahok maju kembali dalam Pilkada DKI tak lepas dari sosok Teman Ahok. Relawan yang dibentuk oleh sekelompok anak muda tersebut awalnya hanya sebatas bentuk dukungan warga atas perseteruan antara Ahok dan DPRD DKI. Setelah itu, muncul ide untuk mengumpulkan KTP untuk Ahok agar sang Gubernur bisa memenangkan pertarungan melalui jalur perseorangan atau independen.
Setahun lebih berdiri, ada banyak perubahan dari Teman Ahok. Dari awalnya ingin mengumpulkan satu juta KTP warga dan meng-goal-kan Ahok jadi cagub independen, kini para relawan duduk bersama dengan tiga parpol. Tujuannya satu: kembali menjadikan Ahok sebagai Gubernur DKI periode 2017-2022. Lantas, bagaimana perjalanan Teman Ahok sejak awal berdiri hingga kini?
Berikut rangkuman Bisnis.com dari pernyataan para relawan di situs www.temanahok.com dan berbagai sumber.
8 Maret 2015
Gerakan #TemanAhok yang muncul sebagai buntut perseteruan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama dengan DPRD terkait “dana siluman” kembali menggelar aksi dukungan di area car free day Jakarta, Minggu (8/3).Selain mengumpulkan petisi dan tanda tangan sebagai bentuk dukungannya terhadap Ahok. Saat ini #TemanAhok sudah berhasil mengumpulkan 2.000 petisi.
23 Juni 2015
Teman Ahok menargetkan mendirikan minimal 150 posko pengumpulan KTP untuk Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta sampai akhir tahun ini. Target tersebut terkait dengan program mengumpulkan 1 juta KTP untuk Ahok agar bisa maju dalam Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen.
Agustus 2015
Pendirian posko Teman Ahok semakin masif. Booth resmi pengumpulan KTP mulai dibuka di berbagai pusat perbelanjaan modern di Jakarta, misalnya Mall of Indonesia, Mall Ambassador, ITC Fatmawati, Mall Kelapa Gading (MKG) 1-3, Plaza Blok M, Grand Indonesia, Central Park, dan lainnya.
21 Agustus 2015
Teman Ahok mengunggah sebuah artikel di website www.temanahok.com dengan judul "Merdeka dari Penjajahan Elit Politik". Teman Ahok di sini mencoba menjadikan jalur Independen sebagai pelajaran bagi Partai Politik sekaligus pendidikan politik bagi warga Jakarta. Bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, masyarakat Jakarta bisa lepas dari kepentingan penguasa dan memegang kekuasaannya sendiri. Ini pertama kalinya seorang Gubernur petahana bisa maju lewat partai politik, dan bahwa Pejabat terpilih nanti tidak bermain mata dengan Parpol jaminannya adalah pribadi seorang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
1 Oktober 2015
Teman Ahok telah memutuskan untuk tetap mengumpulkan 1 juta KTP agar dapat mengusung Gubernur DKI Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dalam Pilkada DKI 2017. Teman Ahok ingin mengusahakan agar Ahok bisa maju melalui jalur independen sekaligus bisa melampaui suara dukungan untuk partai-partai.
25 Desember 2015
Bertepatan dengan Hari Natal, pengumpulan KTP untuk Ahok telah berhasil melewati syarat minimal jumlah KTP untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta dari jalur independen. Per hari ini, pengumpulan KTP untuk Ahok telah mencapai angka 533.374 KTP, melewati syarat minimum pengumpulan KTP yaitu sekitar 532 ribu KTP.
26 Januari 2016
Teman Ahok menyambangi Balai Kota DKI Jakarta dan makan siang dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selama 60 menit. Juru Bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas mengatakan Ahok akan deklarasi menjadi calon gubernur melalui jalur independen pada Mei 2016.
24 Februari 2016
Teman Ahok mengunggah sebuah ilustrasi yang memuat karikatur Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama yang tengah dihipnotis hantu bersosok seperti banteng berwarna hitam, lengkap dengan tanduk dan mata merah. Di belakang Ahok, terlihat anak muda dengan bandana di kepala bertuliskan Relawan menyanggah Ahok. Karikatur tersebut berjudul: Maju Independen Saja, Pak Ahok.
26 Februari 2016
Di dalam situsnya, Teman Ahok merilis sebuah artikel berjudul "Pernyataan Sikap Teman Ahok". Ada beberapa hal yang hendak disampaikan terkait pilihan Independen atau lewat jalur Parpol bagi Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, yang semakin banyak menyebutkan nama Teman Ahok.
"Karena maju atau tidaknya Pak Ahok lewat Independen adalah hak beliau sendiri, kami hanya akan meminta setiap keputusan yang diambil nanti dicarikan jalan komunikasi yg tepat. Entah kepada parpol (jika lewat independen), atau kepada ratusan ribu pemilik KTP (jika lewat jalur parpol). Pilihan jalur hendaknya tidak kontraproduktif terhadap tujuan utama, yaitu Pak Ahok jadi Gubernur lagi. Sikap kami, Teman Ahok, sebelum keputusan tersebut final adalah tetap mengupayakan Pak Ahok maju lewat jalur Independen. Jalur independen di Jakarta sebagai etalase bangsa akan memupuk kesadaran dari masyarakat Indonesia yang mulai patah semangat dengan perpolitikan di Indonesia."
7 Maret 2016
Teman Ahok meminta Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama untuk menyebutkan nama calon wakil gubernur pilihannya. Teman Ahok awalnya bersedia memasukkan nama Djarot Saiful Hidayat dalam form dukungan KTP jika bersedia maju melalui Independen sekalipun nanti tidak didukung oleh PDIP. Karena Djarot tak mau keluar dari PDIP, maka Ahok menyodorkan nama Heru Budi Hartono, kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemda DKI sebagai bakal cawagub DKI di formulir pengumpulan KTP.
5 Juni 2016
Dua relawan Teman Ahok ditahan Imigrasi Singapura hingga akhirnya dideportasi ke Indonesia. Tiba di Bandara Changi, Singapura, Amalia dan Richard tidak lolos dan dimintai keterangan oleh Imigrasi Singapura. Pendiri Teman Ahok itu diduga akan melakukan kegiatan politik sehingga pihak Imigrasi tidak mengizinkan dia masuk ke Singapura.
19 Juni 2016
Teman Ahok berhasil melampaui target pengumpulan satu juta KTP dukungan bagi pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju sebagai calon perorangan dalam Pemilihan gubernur Jakarta 2017 mendatang. Dalam penghitungan yang dilakukan sampai Minggu (19/6) sore jumlah KTP warga DKI yang dikumpulkan Teman Ahok mencapai 1.024.632 buah.
24 Juni 2016
Teman Ahok menyambut baik surat Rekomendasi untuk mengusung Ahok sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Surat rekomendasi tersebut diberikan Partai Golkar, Partai NasDem, dan Partai Hanura.
27 Juli 2016
Gubernur DKI Jakarta memutuskan menggunakan jalur partai politik agar bisa bertarung dalam Pilkada DKI 2017. Teman Ahok menyatakan siap bekerjasama dengan teman-teman dari partai politik, agar Ahok bisa melanjutkan tugasnya membenahi Jakarta pada periode berikutnya.