Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi di Jakarta, Ini yang Harus Diperhatikan

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Donny P. Joewono mengatakan tarif listrik 900 watt harus menjadi perhatian seiring akan terus naik hingga dua bulan ke depan.
Ilustrasi perawatan jaringan listrik PLN/Antara-Rony Muharrman
Ilustrasi perawatan jaringan listrik PLN/Antara-Rony Muharrman

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi inflasi pada Januari di DKI Jakarta tahun ini tercatat 0,99% atau lebih tinggi dibandingkan pada Desember 2016 0,27%.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Donny P. Joewono mengatakan, tarif listrik 900 watt harus menjadi perhatian seiring akan terus naik hingga dua bulan ke depan.

"Memang tarif listrik ini menjadi kontibutor ketiga inflasi Januari ini tetapi karena akan terus muncul hingga Maret akibat subsidinya belum dilepas 100%," paparnya pada Bisnis, Rabu (1/2/2017).

Dia mengatakan, penaikan tarif listrik di DKI Jakarta mengerek pada sewa dan kontrak rumah bagi kalangan masyarakat yang juga berdampak pada kenaikan inflasi.

Dengan demikian, kebijakan Pemprov DKI Jakarta secara perlahan dalam membangun perumahan rumah susun diharapkan tidak menimbulkan demand dan supply listrik terlalu tinggi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi pada Januari tahun ini disumbang oleh beberapa komiditi tertinggi antara lain biaya perpanjangan STNK mencapai 0,2734%, tarif pulsa ponsel 0,1612%, tarif listrik 0,162%, dan sewa rumah 0,1372%.

Donny mengatakan kendati biaya perpanjangan surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan tarif pulsa sebagai penyumbang utama inflasi Januari, pihaknya menyatakan kedua kontributor tersebut hanya bersifat sementara.

"Bahkan kelompok pangan dan sembako justru naiknya berada di tingkat wajar meskipun satu-dua komoditi sempat ramai naik tapi tidak signifikan berdampak ke inflasi," paparnya.

Adapun, komoditi pangan dan sembako yang menyumbang inflasi antara lain daging ayam ras 0,0469%, cabai rawit 0,0597%, minyak goreng 0,0120%, kentang 0,0095%, wortel 0,0071%, dan lainnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper