Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

'Administered Price' Pacu Inflasi DKI

Meningkatnya inflasi di DKI Jakarta selama Mei tak hanya karena peningkatan konsumsi masyarakat namun juga karena oleh naiknya beberapa komoditas pada kelompok administered prices.
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Meningkatnya inflasi di DKI Jakarta selama Mei tak hanya karena peningkatan konsumsi masyarakat, juga karena naiknya beberapa komoditas pada kelompok administered prices.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Doni P. Joewono mengatakan, kebijakan pemerintah melakukan penyesuaian subsidi listrik 900VA tahap III yang berlaku Mei 2017, menyebabkan tarif listrik dalam keranjang IHK meningkat sebesar 0,70% (mtm).

Selain itu, adanya kenaikan harga beberapa bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi, menyebabkan bensin dan solar mengalami kenaikan sebesar 0,89% (mtm) dan 0,14% (mtm).

Penyesuaian harga juga terjadi pada komoditas rokok menyusul kenaikan tarif cukai rokok yang ditetapkan di awal tahun. Sementara itu, adanya beberapa libur panjang pada bulan Mei 2017, mendorong masyarakat untuk membeli tiket pesawat untuk keperluan berlibur ke luar kota. Hal ini tercermin dari tarif angkutan udara yang mengalami kenaikan sebesar 2,89% (mtm).

Memerhatikan pola pergerakan harga-harga, dan kebijakan pemerintah di bidang harga, tekanan inflasi pada Juni 2017 diprakirakan kembali meningkat.

Konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi akan mengalami puncaknya pada bulan tersebut, seiring dengan kian dekatnya perayaan Hari Raya Idulfitri yang dimanfaatkan untuk berlibur dan melakukan aktivitas mudik.

Tekanan inflasi akan bertambah dengan adanya dampak lanjutan dari penyesuaian subsidi listrik 900VA tahap III yang dilakukan pada Mei 2017 pada pelanggan pascabayar.

Menuju perayaan Idulfitri yang jatuh pada akhir Juni 2017, berbagai persiapan telah dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jakarta. Melalui BUMD pangan, pemenuhan pasokan terus dilakukan demi menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan di DKI Ibukota. Kegiatan penunjang seperti pasar murah akan terus dilakukan di berbagai kelurahan di DKI Jakarta.

Selain itu, penggunaan mesin Controlled Atmosphere Storage (CAS) sebagai buffer stockkomoditas hortikultura juga akan membantu menahan gejolak harga, utamanya bawang merah dan cabai merah.

Berbagai sidak baik penimbunan maupun kesehatan pangan juga secara rutin dilakukan.

Dengan berbagai upaya tersebut Jakarta akan siap melayani kebutuhan pangan pokok masyarakat selama bulan Ramadan dan Lebaran secara cukup dalam kuantitas, terjaga kualitasnya dan terjangkau harganya.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper