Bisnis.com, JAKARTA - Tim Sinkronisasi Anies Baswedan dan Sandiaga Uno hari ini, Jumat (13/10/2017) resmi bubar seiring telah selesainya masa kerja selama hampir enam bulan.
Ketua Tim Sinkronisasi Sudirman Said mengatakan pihaknya telah menyerahkan buku hasil kerja selama proses sinkronisasi dengan Pemprov DKI.
"Buku tersebut berisi rekomendasi yang diharapkan bisa digunakan oleh gubernur dan wakil gubernur DKI ke depan," ujar Sudirman, Jumat (13/10/2017).
Tim Sinkronisasi dibentuk pada 8 Mei 2017 atau tak lama setelah Anies-Sandi secara resmi memenangkan Pilkada DKI dari pesaingnya yakni pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Kerja tim tersebut membawakan waktu sekitar enam bulan dengan mengemban sejumlah tugas untuk memuluskan proses sinkronisasi dengan Pemprov DKI. Selain itu menganalisa dan menyiapkan apa saja hal-hal yang perlu dikerjakan oleh Anies-Sandi sebelum resmi menjabat.
"Saya menyampaikan laporan hasil kerja pada pemberi mandat yakni gubernur dan wakil gubernur terpilih. Buku tersebut adalah ringkasan proses kerja tim selama 6 bulan bekerja dan berkomunikasi dengan stake holder," ujarnya.
Baca Juga
Adapun, anggota Tim Sinkronisasi antara lain:
1. Sudirman Said Ak., MBA. (Ketua tim)
Sudirman adalah praktisi pengembangan organisasi dan manajemen perubahan. Menteri ESDM 2014-2016. Memulai karir profesional sebagai auditor BPKP dan dosen STAN. Pernah menjadi eksekutif di perusahaan swasta dan BUMN (Pertamina & PT Pindad). Deputi Kelembagaan dan SDM BRR Aceh-Nias 2005-2007. Aktivis berbagai organisai sosial dan gerakan akti korupsi. Menyelesaikan pendidikan di STAN dan the George Wangshington University, USA.
2. Edriana Noerdin
Edriana Noerdin menempuh pendidikan S2 Women and Development, di Institute of Social Studies (ISS) The Haque, Belanda. Ia Berpengalaman sebagai ‘gender specialist’ di organisasi internasional untuk membantu pemerintah Indonesia merumuskan program pengentasan kemiskinan yang berpihak pada perempuan.
Saat ini dia juga terlibat dalam perumusan indikator capaian SDGs yang dimotori oleh Bappenas dengan dukungan dari Sekretariat SDGs untuk isu kesehatan dan kesejahteraan perempuan. Edriana adalah pendiri dan Research Director Women Research Institute (WRI), melakukan riset-riset tentang hak-hak perempuan yang berhubungan dengan kebijakan publik di tingkat nasional maupun lokal.
3. Prof. Dr. Eko Prasojo
Eko Prasojo adalah Guru Besar dan Dekan Fakultas Ilmu Administrasi UI, sekaligus mantan Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi era Presiden SBY pada 2011-2013. Ia juga adalah Ketua Umum Indonesia Association for Public Administrastion (IAPA), Vice President Asian Association for Public Administration (AAPA), anggota of UN Committe Expert of Public Administration (UNCEPA), serta Ketua Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional (KPRBN)
4. Drs. Fadjar Pandjaitan
Fadjar Panjaitan, lahir di Siantar Sumatera Utara 26 Agustus 1955. Pendidikan S1/Institut Ilmu Pemerintahan. Ia menjadi Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta pada 2010-2013. Sebelum menjadi Sekda DKI Jakarta, Fadjar Panjaitan telah berpengalaman mengisi beberapa posisi dalam lingkup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain menjabat sebagai Walikota Jakarta Barat (2004-2008) dan Asisten Sekda DKI Jakarta bidang Pemerintahan (2008-2010).
5. HMBC Rikrik Rizkiyana, S.H.
Seorang Advokat & Social Entrepreneur, Rikrik RIzkiyana Lahir di Jakarta, 30 Maret 1971. Menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia 1990. Ia adalah Pengurus DPP PERADI, inisiator LKPU FHUI, pendiri ICCC, pendiri Cugenang Gifted School, serta Finalist EY Social Entrepreneur of the Year 2015.
6. Marco Kusumawijaya
Marco Kusumawijaya: arsitek, peneliti dan perencana perkotaan. Lahir di Pangkalpinang, Bangka. Ia berpendidikan Insinyur arsitek di Universitas Katolik Parahyangan, Bandung; S2 di bidang perumahan dan perencanaan perkotaan di Universitas Katolik Leuven, Belgia. Pendiri dan mantan direktur Rujak Center for Urban Studies.
7. Mohammad Hanief Arie Setianto
Hanief adalah seorang akuntan kelahiran tahun 1969. Melaksanakan tugas pemantauan sebagai Deputi Monitoring untuk memastikan tercapainya prioritas pembangunan nasional pada Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan tahun 2010 - 2014. Mengawal agenda strategis sektor Energi melalui Unit Pengendali Kinerja Kementerian ESDM tahun 2015 - 2016. Menamatkan pendidikan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan Universitas Indonesia.
8. Drs. Untoro Hariadi, M.Si.
Lahir di Bantul, 21 mei 1967, Untoro Hariadi adalah Peneliti dan Staf Pengajar di Universitas Janabadra Yogyakarta. Untoro menempuh pendidikan S1 di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM), S2 Ilmu Lingkungan UGM, Sedang menempuh S3 Ilmu Geografi UGM. Dalam tim, Untoro juga merangkap sebagai sekretaris.