Bisnis.com, JAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia menilai potensi Kepulauan Seribu untuk menjadi daerah wisata terbilang tinggi karena faktor kedekatan dengan Ibu Kota.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menjelaskan perputaran uang di Tanah Air hampir sekitar 60% berada di Ibu Kota.
Dengan demikian, peluang bisnis pariwisata di Kepulauan Seribu terbilang menjanjikan karena dilihati dari faktor kedekatan dengan Jakarta.
"Semua potensi yang tidak terlalu jauh dari Jakarta itu mempunyai prospek yang bagus. Kepulauan Seribu berlokasi tidak jauh dari Ibu Kota namun suasananya berbeda jauh, ini prospek yang bagus untuk menjadi kawasan resort," kata Hariyadi kepada Bisnis, Kamis (1/3/2018).
Menurutnya, hal yang mendukung Kepulauan Seribu untuk dibangun resort, yakni harga pembangunan resort atau hotel di daerah tersebut relatif sama dibandingkan dengan Jakarta.
Hal ini menjadi peluang positif untuk menghadirkan resort berkelas dengan nuansa berbeda namun dengan lokasi berdekatan dengan pusat kota. Selain itu, ongkos logistik di Kepulauan Seribu terhitung masih terjangkau sehingga tidak terlalu membenani pihak pemilik penginapan ini.
Baca Juga
Hariyadi yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menjelaskan nilai investasi untuk membangun villa bintang lima di Kepulauan Seribu berada di sekitar Rp1,5 miliar per kamar (petak bukan bertingkat).
Sedangkan nilai investasi untuk membangun penginapan dengan standar bintang tiga membutuhkan biaya sekitar Rp600 juta.
"Saya dengar ada beberapa investor yang tertarik dan ada yang sudah mulai berinvestasi," ungkapnya.
Kendati demikian, dia mengatakan tantangan utama membangun resort di Kepulauan Seribu, yakni adalah dari segi kebersihan pantai. Kondisi pantai di sekitar Kepulauan Seribu tidak sejernih dengan pantai yang berada di Bali dan daerah lainnya.
"Ini menjadi pekerjaan rumah bagi semua karena sampah dari Jakarta [sebagian] dibawa ke laut," ujarnya.
Dia mengharapkan agar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pelaku bisnis, pemangku kepentingan yang lain, dan masyarakat bisa mengelola kebersihan pantai Kepulauan Seribu sehingga lebih baik.
Dengan demikian, potensi Kepulauan Seribu sebagai destinasi wisata nasional bisa ditingkatkan kembali.