Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membagikan 2.000 tas belanja yang bisa dipakai berulangkali di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, Jumat (20/7/2018), untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Tas yang dibagikan kepada pengunjung pasar berupa tas anyaman purun yang terbuat dari tanaman sejenis rumput yang hidup di rawa-rawa, biasanya digunakan masyarakat di Kalimantan.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah bersama jajarannya turun langsung membagikan tas anyaman tersebut kepada pengunjung Pasar Santa di Jakarta Selatan.
"Pakai tas ini ya bu, jangan gunakan kantong plastik lagi," katanya saat memberikan tas anyaman kepada salah seorang pengunjung Pasar Santa.
Kegiatan yang sama juga dilakukan di Pasar Jambul Jakarta Timur dan Pasar Tebet. Tujuan kegiatan itu, mengampanyekan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
"Kami mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik untuk belanja. Gunakanlah tas-tas yang bisa dipakai ulang, plastik boleh tapi bukan yang sekali pakai," kata dia.
Baca Juga
Harapan dari kampanye tersebut, katanya, masyarakat sadar bahwa sampah tidak hanya bermasalah untuk dirinya akan tetapi juga untuk keluarga, lingkungan, dan generasi yang akan datang.
Santi, salah seorang pengunjung Pasar Santa, mengaku sudah biasa membawa kantong belanja sendiri dari rumah.
"Ya memang bawa sendiri kantong belanja," kata Santi yang mengaku tahu bahwa kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena sulit terurai.
Namun, masih ada sebagian besar pembeli di Pasar Santa yang masih memakai kantong plastik untuk membawa belanjaannya.
Kepala Pasar Santa Ahmad Subhan mengatakan sebagian besar yang berbelanja di Pasar Santa merupakan masyarakat kalangan menengah ke atas sehingga mereka memiliki kesadaran untuk membawa kantong belanja sendiri.
Selain itu, pengelola pasar juga selalu memberikan imbauan kepada pedagang untuk tetap menjaga kebersihan pasar.
Di samping imbauan, juga disediakan pengelolaan sampah, bank sampah, serta komposting di sekitar pasar sehingga sampah-sampah bisa tertangani dengan baik.
Berdasarkan perhitungan dari Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, total jumlah sampah Indonesia pada 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.
Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton.