Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kurangi Pemakaian Kantong Plastik, KLHK Bagikan 2.000 Tas Belanja

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membagikan 2.000 tas belanja yang bisa dipakai berulangkali di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, Jumat (20/7/2018), untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 20 Juli 2018  |  12:09 WIB
Kurangi Pemakaian Kantong Plastik, KLHK Bagikan 2.000 Tas Belanja
Untuk mengurangi penggunaan kantong plastik manajemen supermarket Superindo, Jl Ronggowarsito,Priyobadan, Solo mulai Senin (22/2) selain menerapkan kantong plastik berbayar juga menyediakan tas belanja dari kain yang dijual dengan harga Rp8.990,-. Tas belanja dari kain tersebut dinilai lebih ramah lingkungan.JIBI/SOLOPOS - Sunaryo Haryo Bayu

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membagikan 2.000 tas belanja yang bisa dipakai berulangkali di sejumlah pasar tradisional di Jakarta, Jumat (20/7/2018), untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

Tas yang dibagikan kepada pengunjung pasar berupa tas anyaman purun yang terbuat dari tanaman sejenis rumput yang hidup di rawa-rawa, biasanya digunakan masyarakat di Kalimantan.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK Karliansyah bersama jajarannya turun langsung membagikan tas anyaman tersebut kepada pengunjung Pasar Santa di Jakarta Selatan.

"Pakai tas ini ya bu, jangan gunakan kantong plastik lagi," katanya saat memberikan tas anyaman kepada salah seorang pengunjung Pasar Santa.

Kegiatan yang sama juga dilakukan di Pasar Jambul Jakarta Timur dan Pasar Tebet. Tujuan kegiatan itu, mengampanyekan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

"Kami mengajak masyarakat untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik untuk belanja. Gunakanlah tas-tas yang bisa dipakai ulang, plastik boleh tapi bukan yang sekali pakai," kata dia.

Harapan dari kampanye tersebut, katanya, masyarakat sadar bahwa sampah tidak hanya bermasalah untuk dirinya akan tetapi juga untuk keluarga, lingkungan, dan generasi yang akan datang.

Santi, salah seorang pengunjung Pasar Santa, mengaku sudah biasa membawa kantong belanja sendiri dari rumah.

"Ya memang bawa sendiri kantong belanja," kata Santi yang mengaku tahu bahwa kantong plastik dapat mencemari lingkungan karena sulit terurai.

Namun, masih ada sebagian besar pembeli di Pasar Santa yang masih memakai kantong plastik untuk membawa belanjaannya.

Kepala Pasar Santa Ahmad Subhan mengatakan sebagian besar yang berbelanja di Pasar Santa merupakan masyarakat kalangan menengah ke atas sehingga mereka memiliki kesadaran untuk membawa kantong belanja sendiri.

Selain itu, pengelola pasar juga selalu memberikan imbauan kepada pedagang untuk tetap menjaga kebersihan pasar.

Di samping imbauan, juga disediakan pengelolaan sampah, bank sampah, serta komposting di sekitar pasar sehingga sampah-sampah bisa tertangani dengan baik.

Berdasarkan perhitungan dari Ditjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, total jumlah sampah Indonesia pada 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada.

Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah China yang mencapai 262,9 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

Kantong Plastik Berbayar

Sumber : Antara

Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top