Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah DKI menerima beberapa penawaran pengajuan dari pihak swasta untuk pengolahan sampah Bantar Gebang. Tawaran pengelolaan tersebut mampu menghasilkan energi listrik mencapai 165 MW (megawatt).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan sudah ada beberapa tawaran investasi pengolahan sampah Bantar Gebang.
"Jika ada pihak swasta yang mau investasi, mengolah sampah Bantar Gebang untuk dijadikan energi listrik, jawabannya sangat tertarik. Karena kami sudah menerima 2-3 proposal. Dan sekarang di proses di dinas lingkungan hidup," kata Sandi di Balai Kota melalui rilis Selasa (7/8/2018).
Sandi menambahkan, Pemprov DKI menyambut baik bila ada pihak-pihak lain yang ingin membantu dalam pengelolaan sampah di Bantar Gebang.
Kendati demikian, perusahaan yang ingin berinvestasi harus mengikuti aturan yang ada. "Proses keterlibatannya akan mengikuti bentuk aturan yang ada misalkan dalam bentuk kerja sama atau pengelolaan bersama," terangnya.
Menurutnya persoalan sampah di Bantar Gebang memang mendesak untuk diselesaikan. Ada 20 juta ton sampah di sana, sementara usia Bantar Gebang sendiri hanya tersisa beberapa tahun ke depan, bila sampah tak dikelola dengan baik.
"Pemprov DKI akan fokus pada penyelesaian masalah sampah di sumbernya dengan mengajak keterlibatan publik agar beban Bantargebang dapat berkurang. Dan kita juga akan membangun ITF di 4 zona yang kemarin sudah dimulai prosesnya di Sunter," ujarnya.
Salah satu pihak pengaju izin pengelolaan sampah di Bantar Gebang seperti PT Multi Energi Terbarukan. Penggunaan sistem quasy pyrolysis, diyakini mampu mengubah sampah Bantar Gebang menjadi energi listrik hingga 165 MW, air infus, dan air minum.
Perusahaan itu sendiri sudah memaparkan proposal pengolahan sampah Bantar Gebang ke Dinas Lingkungan Hidup beberapa waktu lalu. Teknologi quasy pyrolysis diklaim sudah diterapkan di negara-negara maju, termasuk Eropa.