Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepanjang 2018, Penggunaan Transportasi Umum Jabodetabek Capai 29,9%

BPTJ menyebutkan rasio penggunaan transportasi umum di Jabodetabek telah mencapai 29,9% dari total perpindahan orang.
Penumpang menunggu keberangkatan busway di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (27/3)./Antara-Aprillio Akbar
Penumpang menunggu keberangkatan busway di Halte Harmoni, Jakarta, Senin (27/3)./Antara-Aprillio Akbar
Bisnis.com, JAKARTA-Rasio penggunaan transportasi umum di Jabodetabek pada 2018 telah mencapai 29,9% dari total pergerakan orang.
 
Angka tersebut mencapai hampir setengah dari target Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang menargetkan rasio pergerakan orang dengan transportasi umum mencapai 60% dari total pergerakan orang di Jabodetabek pada 2029.
 
Angka 60% tersebut merupakan target yang ditetapkan dalam Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) yang tertuang dalam Perpres No.55/2018 dan menjadi tanggung jawab BPTJ untuk memastikan agar angka tersebut tercapai.
 
Selain target rasio penggunaan transportasi umum yang sebesar 60%, pada 2029 nanti BPTJ juga ditargetkan untuk mempersingkat waktu perjalanan dari asal ke tujuan hingga 1,5 jam, meningkatkan kecepatan rata-rata transportasi hingga 30km/jam, mengembangkan cakupan pelayanan transportasi umum hingga 80% total jalan. Sekaligus memperpendek akses masyarakat ke transportasi umum hingga 500 meter, dan meminimalisir total perpindahan moda maksimal 3 kali.
 
Untuk mencapai keenam target tersebut pada 2029, Direktur Prasarana BPTJ Heru Wisnu menerangkan diperlukan investasi sebesar Rp600 triliun dan untuk memperoleh dana tersebut BPTJ mengupayakan creative financing melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).
 
"Kita mendorong pembangunan Transit Oriented Development (TOD) dan meningkatan pelayanan moda transportasi kereta dengan elevated loopline railway. Kemudian juga dikembangkan MRT East-West, kita dorong pembiayaan KPBU.  Hal lain yg ditugaskan RITJ ada 54 TOD. Untuk TOD, BPTJ berperan memberikan rekomendasi teknis dan bagaimana pembiayaan ini di luar APBN," terang Heru pada Jumat (14/12/2018).
 
Empat TOD yang ditargetkan oleh BPTJ akan dibangun pada waktu dekat terletak di Poris Plawad, Tangerang; Baranangsiang, Bogor; Jatijajar, Depok; dan Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
 
Melalui insentif seperti TOD dan penyelanggaraan transportasi umum yang nyaman dan memadai serta disinsentif berupa ganjil genap dan ERP BPTJ berharap masyarakat mau menggunakan transportasi umum.
 
Hananto dari Direktorat Lalu Lintas BPTJ mencontohkan tanda-tanda keberhasilan BPTJ menggeser kebiasaan masyarakat.
 
Hananto menceritakan RoyalTrans sekarang load factor-nya telah mencapai 100% dan bahkan banyak pelanggan RoyalTrans rela berdiri dalam moda transportasi tersebut. Padahal, standar operasional RoyalTrans tidak memperbolehkan adanya penumpang yang berdiri. Hananto menyimpulkan fenomena ini sebagai tanda-tanda keberhasilan usaha pergeseran kebiasaan masyarakat dari menggunakan kendaraan pribadi menuju transportasi umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper