Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tetapkan Target Roadmap Inflasi DKI 2019-2021

Bank Indonesia memproyeksikan laju inflasi di DKI Jakarta sepanjang 2019 kurang lebih sama seperti target tahun ini.
Pedagang menata jilbab dagangannya di salah satu gerai di sebuah pusat perbelanjaan/Antara-R. Rekotomo
Pedagang menata jilbab dagangannya di salah satu gerai di sebuah pusat perbelanjaan/Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia memproyeksikan laju inflasi di DKI Jakarta sepanjang 2019 kurang lebih sama seperti target tahun ini.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Trisno Nugroho mengatakan pihaknya memproyeksikan tingkat inflasi di Ibu Kota pada tahun depan 3,5% +/- 1.

"Proyeksi inflasi di DKI Jakarta pada tahun depan kurang lebih sama dengan sekarang. Nanti mulai 2020, kami akan naikkan menjad8 3% +/- 1 dan mudah-mudahan bisa turun sampai tahun berikutnya," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (25/12/2018).

Dia mengungkapkan target tersebut telah dituangkan ke dalam peta jalur atau Roadmap Inflasi DKI untuk periode 2019-2021. Dokumen tersebut akan menjadi acuan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) ketika merancang kebijakan untuk stabilisasi pasokan dan harga bahan pangan.

Mendekati akhir tahun 2018, inflasi DKI Jakarta cenderung mengalami kenaikan. Inflasi Ibu Kota pada November 2018 tercatat sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (0,27% mtm), maupun terhadap rata-rata tiga tahun sebelumnya (0,15% mtm).

Dengan demikian, laju inflasi ibukota tercatat sebesar 2,66% (ytd) atau 3,33% (yoy). 

Trisno menambahkan Pemprov DKI, BUMD DKI, Bulog, serta anggota TPID lain harus menjaga empat hal. Empat prinsip itu disebut 4K, yaitu ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi ke Jakarta, keterjangkauan harga, serta komunikasi ke masyarakat.

"Penerapan 4K ini menjadi kunci sukses jika TPID DKI ingin mencapai target inflasi 3,5% +/- 1 tahun depan. Semuanya harus dilaksanakan," jelasnya.

Bukan itu saja, dia meminta para pemangku kepentingan, khususnya Pemprov DKI dapat memantau atau mengawasi pergerakan stok dan pasokan tujuh bahan pangan strategis.

Keenam bahan pangan tersebut beras, telur ayam, daging ayam, daging sapi, cabai, bawang merah, dan bawang putih.

Menurutnya, pergerakan harga ketujuh bahan pokok tersebut sudah terbukti dapat mempengaruhi tingkat inflasi di DKI Jakarta pada tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, Pemprov DKI dan BUMD bidang ketahanan pangan harus bersinergi agar bisa memperluas pangsa pasar.

"Peran BUMD harus diperkuat. Tujuannya apa? Supaya pemerintah dapat intervensi menstabilkan harga. Data kebutuhan kan sudah jelas, tinggal bagaimana menjaga pasokan tidak terganggu," imbuhnya.

Dia mencontohkan salah satu cara untuk stabilisasi harga telur ayam dan daging ayam ras yakni meningkatkan pangsa pasar pemerintah untuk dua komoditas tersebut.

Langkahnya, lanjut Trisno, Pemprov DKI dapat menugaskan BUMD DKI bidang pangan untuk menyediakan telur ayam dan daging ayam ras bagi masyarakat.

Pasalnya, saat ini sebagian besar pasokan telur dan daging ayam dikuasai oleh pihak swasta. Dia menuturkan PT Food Station Tjipinang sebenarnya sudah menjalin kerja sama dengan peternak telur ayam yang ada di Blitar, Jawa Timur.

Kerja sama tersebut terkait penyediaan telur ayam berkualitas untuk program pangan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Sebenarnya kerja sama dengan peternak Blitar sudah bagus. Hanya saja kuantitasnya mungkin harus ditambah. Semakin besar market share yang dimiliki BUMD, semakin mudah pemerintah menstabilkan harga komoditas pangan," jelasnya.

Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Arief Prasetio Adi mengatakan saat ini jumlah pasokan telur yang dikirim dari peternak Blitar memang belum banyak.

"Kami terima 800 pak telur yang dijual dengan harga Rp10.000 per pak. Telur ini diutamakan untuk program pangan murah," lanjutnya.

Padahal, total kebutuhan telur ayam di DKI Jakarta mencapai 289 ton. Untuk menyiasati hal itu, Arif mengaku telah ditugaskan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar mempersiapkan roadmap untuk meningkatkan pasokan telur ayam ke depannya.

Salah satu target yang harus dicapai yakni agar Food Station tidak hanya menunggu menambah pasokan hanya untuk kegiatan yang sifatnya emergency, misalnya jelang Hari Besar Keagamaan.

"Kami akan naikkan [pasokan], gakak bisa dihilir saja. [Harus diteliti] Apa yang menyebabkan imi semua harga tinggi? Apakah pakan ternak, transportasi dan distribusi. Target roadmap selesai akhir Januari," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper