Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKI Belum Putuskan Kebijakan Stabilisasi Pangan Jelang Ramadan

Pemprov DKI Jakarta masih enggan memastikan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk menjaga stabilitas dan pasokan bahan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri.
Petugas mengemas telur saat operasi pasar gelar telur murah di halaman parkir Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar
Petugas mengemas telur saat operasi pasar gelar telur murah di halaman parkir Toko Tani Indonesia Center, Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (28/12/2018)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA — Pemprov DKI Jakarta masih enggan memastikan kebijakan-kebijakan yang akan diambil untuk menjaga stabilitas dan pasokan bahan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (DKPKP) DKI Jakarta Darjamuni mengatakan pihaknya belum bisa memberikan pernyataan apapun terkait persiapan menjelang Ramadan dan Idulfitri karena Senin (29/4/2019) akan diadakan pertemuan tingkat tinggi antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan kementerian terkait.

Meskipun Pemprov DKI Jakarta hari ini, Kamis (25/4/2019), telah mengadakan rapat bersama dengan BUMD terkait yaitu PT Food Station Tjipinang Jaya, PD Pasar Jaya, PD Dharma Jaya, serta BI Perwakilan DKI Jakarta, Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan Kemenko Perekonomian, Darjamuni menyebutkan data yang dipaparkan dalam rapat tersebut masih kurang lengkap.

"Jadi saya belum bisa mengeluarkan statement apa-apa, mending hari Senin saja baru nanti benar-benar mendekati bulan puasa," ujarnya.

Senada, Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda DKI Jakarta Sri Haryati juga mengatakan pertemuan yang dilaksanakan hari ini dengan pihak terkait adalah persiapan menjelang pertemuan tingkat tinggi yang akan dilaksanakan Senin besok.

"Besok semua akan kami rangkum, prinsipnya seperti yang biasa kita lakukan setiap tahun," ujar Sri yang meninggalkan rapat lebih awal.

Meskipun demikian, dari rapat tersebut ditemukan bahwa harga dari tiga komoditas yaitu cabe merah besar, bawang merah, dan terutama bawang putih masih tetap menjadi sorotan.

Berdasarkan data Kemendag, tiga komoditas tersebut sama-sama mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan pada April 2019.

Harga rata-rata cabai merah besar naik sebesar 13,62% menjadi RP34.664 per kg. Harga rata-rata bawang merah dan bawang putih pun masing-masing naik sebesar 27,93% dan 15,88% menjadi Rp43.811 dan Rp37.070 per kg.

Berdasarkan data Informasi Pangan Jakarta Jakarta, harga rata-rata cabai merah besar pun hari ini telah mencapai Rp43.085 per kg, sedangkan harga rata-rata bawang merah dan bawang putih sekarang sudah mencapai Rp41.936 dan Rp47.531 per kg.

Meskipun tiga komoditas pangan tersebut menunjukkan tren kenaikan harga, data Kemendag secara umum harga bahan pangan di DKI Jakarta pada April 2019 menunjukkan tren penurunan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Pada bulan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat harga bahan pengan DKI Jakarta alami deflasi sebesar 0,06% (mtm), melanjutkan deflasi pada bulan Februari 2019 yang mencapai 0,49% (mtm).

Meskipun demikian, Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta mencatat perkembangan inflasi di DKI Jakarta secara year to date (ytd) dan year on year (yoy) masih lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.

Inflasi di DKI Jakarta secara ytd tercatat sebesar 0,64%, sedangkan secara yoy tercatat sebesar 3,01%.

Terkait dengan cabe merah besar, Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan kenaikan harga komoditas tersebut tidak berdampak signifikan terhadap harga pangan secara keseluruhan.

Adapun untuk harga rata-rata bawang merah, Arief mengatakan harga bawang merah sempat mengalami penurunan pada bulan Februari 2019.

Hal ini terbukti dari data Info Pangan Jakarta yang menunjukkan penurunan harga rata-rata bawang merah dari Rp30.970 per kg pada Januari 2019 menjadi Rp27.065 per kg pada Februari 2019.

Menjelang panen raya pada akhir bulan ini, Arief justru khawatir harga bawang merah justru akan mengalami penurunan yang signifikan.

Terkait dengan kenaikan harga bawang putih, Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengakui Indonesia memang masih belum bisa sepenuhnya mengandalkan produksi dari dalam negeri.

Namun, rencana impor bawang putih juga harus disesuaikan dengan kesiapan petani lokal. "Jangan sampai kita impor ketika petani belum siap seakan-akan kita tidak membela petani. Jadi dalam proses ini kita harus melihat dua sisi yaitu produsen dan konsumen," kata Edi, Kamis (25/4/2019).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper