Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Mudik Lebaran, Terminal Pulogebang Masih Bermasalah

Jelang musim mudik 2019, Terminal Pulogebang masih bermasalah.
Terminal Pulogebang/Antara
Terminal Pulogebang/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Jelang musim mudik 2019, Terminal Pulogebang masih bermasalah.

Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan pihaknya akan mengambil alih Terminal Pulogebang karena masih maraknya terminal bayangan di terminal tersebut.

Hal tersebut pun dibantah oleh Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Sigit Wijatmoko yang mengatakan tidak ada terminal bayangan dan terus menindak bus-bus yang melanggar regulasi, termasuk berhenti di terminal bayangan.

Sigit mengatakan pihaknya telah mengenakan hukuman stop operasi atas 892 bus antarkota antarprovinsi (AKAP) sejak Januari 2019 karena telah melakukan pelanggaran berat.

Namun, Sigit mengatakan hingga saat ini baru 3 bus yang resmi dibekukan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). "Diperlukan ketegasan sehingga efek jera atas pelanggaran tersebut bisa optimal," ujarnya.

Ketika dikonfirmasi, Sigit menyebutkan jumlah permintaan di Terminal Pulogebang meningkat signifikan sehingga menepis klaim tentang adanya terminal bayangan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dishub DKI Jakarta jumlah penumpang di Terminal Pulogebang meningkat dari 131.327 pada Januari 2019 menjadi 142.154 penumpang pada April 2019.

Secara akumulatif, total penumpang di Terminal Pulogebang mulai Januari-April 2019 mencapai 520.516 penumpang, sudah mencapai 50% dari total penumpang pada 2018 yang mencapai 861.138 penumpang.

Bisnis pun juga sudah pernah mencoba untuk membuktikan apakah masih terdapat terminal bayangan di sekitar Terminal Pulogebang. Berdasarkan peninjauan tersebut, tidak ditemukan terminal bayangan di sekitar Terminal Pulogebang.

Namun, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengungkapkan terminal bayangan dari Terminal Pulogebang justru terletak jauh dari radius terdekat Terminal Pulogebang itu sendiri.

Munculnya terminal bayangan tersebut disebabkan oleh keengganan penumpang untuk turun di Terminal Pulogebang yang dipandang tidak strategis dan susah diakses.

"Masyarakat mengeluh lokasinya terlalu jauh sementara kita harus meningkatkan kualitas layanan mendekatkan kebutuhan masyarakat atas angkutan umum secara tepat," ujar Shafruhan, Selasa (28/5/2019).

Shafruhan mengatakan dirinya bisa memahami ketegasan Dishub DKI Jakarta yang mengusulkan pembekuan atas 892 bus AKAP.

Namun, apabila seluruh bus tersebut ditindak, dirinya mengkhawatirkan membludaknya penumpang di Terminal Pulogebang.

Lebih lanjut, penindakan yang dilakukan secara holistik tersebut ditakutkan bakal merugikan seluruh stakeholder yang ada. Bagaimanapun, lonjakan penumpang pada musim mudik 2019 harus diantisipasi.

"Tadi disebutkan ada sekitar 800-an yang diusulkan untuk berhenti operasi, armada kita itu kita siapkan 1400-an untuk persiapan mudik," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper