Bisnis.com, JAKARTA - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta kembali menggelar acara bertajuk Jakarta International Folklore Indonesia (JIFF) 2019, sejak terakhir kali diadakan pada 2013 lalu.
Kepala Bidang Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Gumilar Ekalaya mengatakan JIFF hadir untuk mengenalkan dan melestarikan warisan budaya tak benda kepada masyarakat, khususnya anak muda.
Pasalnya, menurut Gumilar, perkembangan dunia seni modern dan digital yang berkembang pesat saat ini membuat generasi millenial kurang tertarik dengan warisan budaya dunia.
"Acara ini juga merupakan upaya kita untuk merajut persahabatan dengan negara-negara dunia dalam menghadirkan seni dan budaya tradisional sebagai penghargaan dan perlindungan budaya dunia," katanya di Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Direktur Festival Maria Darmaningsih mengatakan kegiatan ini diharapkan bisa menjadi oase bagi pecinta seni tradisi yang ada di berbagai daerah, khususnya Jakarta dan sekitarnya.
Menurutnya, kegiatan ini juga menjadi sarana bagi para pelaku seni tidak hanya di Jakarta untuk unjuk kebolehan memperkenalkan seni tradisi yang dimiliki daerah masing-masing dalam sebuah panggung internasional.
Baca Juga
JIFF tahun ini diadakan pada 13-15 September 2019, mengangkat tema Friendship through the Spirit of Unity. Dengan tema ini, Gumilar berharap bisa menebarkan semangat saling pengertian dan perdamaian melalui seni budaya.
Acara ini bakal menampilkan 28 grup dari berbagai provinsi di dalam negeri dan 8 negara lainn yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Ukraina, dan Vietnam.
Setiap perwakilan dari negara-negara tersebut bakal menampilkan seni tradisi yakni tari dan musik yang berasal dari daerah masing-masing. Lokasinya bertempat di Taman Lapangan Banteng Jakarta Pusat, pukul 19.00-23.00 selama waktu pelaksanaan.
Selain itu, JIFF tahun ini juga bakal menggelar lokakarya membahas seni tradisi dunia yang menghadirkan praktisi seni nasional dan internasional.
Lokakarya yang diadakan terbagi ke dalam beberapa tema seperti Dance & Disability: Sign Language is a Dance with Words oleh Jasmine Okubo (Bali), Odissi Dance Technique oleh January Low (Malaysia).
Ada juga lokakarya Korean Folklore Dance oleh Metropolitan Dance Theatre dan diskusi panel Keys on Developing our Community oleh Sekar Kinanti (Yogyakarta), Abib Igal (Kalimantan), dan Maria Darmaningsih (Direktur Festival).
Serangkaian acara lokakarya warisan kebudayaan dunia di JIFF 2019 akan dilaksanakan pada 14 September 2019 di RedTop Hotel, Jakarta Pusat.