Bisnis.com, JAKARTA - Kualitas Udara Jakarta menempati posisi terburuk nomor dua di dunia pada Sabtu (12/10/2019).
Berdasarkan data AirVisual.com, pada pukul 06.23 WIB, Jakarta berada di peringkat dua secara global. Posisi ini naik dua peringkat dari hari sebelumnya.
Peringkat tersebut setara dengan nilai polutan sebesar 191 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5.
Di atas Jakarta, dengan kota kualitas terburuk nomor satu dunia, ditempati Lahore, Pakistan. Nilai polutan kota tersebut yakni sebesar 193 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5.
Kualitas udara terburuk nomor tiga dunia ditempati Kuwait City, Kuwait dengan nilai polutan kota tersebut yakni sebesar 185 µg/m³ dengan perimeter PM 2.5.
AirVisual.com menganalisa kualitas udara Jakarta yang buruk sebagian besar dipengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat, ditambah dengan praktik pembakaran pertanian musiman, ketergantungan pada pembangkit listrik tenaga batu bara, dan kendaraan yang tidak efisien bahan bakar.
Buruknya kualitas udara Jakarta mulai terasa pada pertengahan tahun tepatnya Mei 2019 dan berlangsung hingga Juli 2019.
Pada Agustus, kualitas udara Jakarta dari katagori tidak sehat pada bulan-bulan sebelumnya, membaik menjadi tidak sehat untuk sekelompok orang.
Padahal sejak Januari hingga Maret 2019, kualitas udara Jakarta masih berada pada katagori sedang.