Bisnis.com, BOGOR - Kabupaten Bogor membeberkan tiga catatan setelah melakukan pemantauan secara langsung uji coba sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10/2019).
Bupati Bogor, Provinsi Jawa Barat Ade Yasin menyatakan sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak adalah sebagai pengganti sistem buka tutup atau satu arah (one way) di jalur yang terkenal paling macet setiap akhir pekan.
"Ada beberapa catatan selama pemantauan berlangsung. Insyaallah beberapa catatan-catatan ini akan segera dicarikan solusinya bersama," ujarnya melalui keterangan tertulis seperti dikutip Antara, Senin (28/10/2019).
Catatan pertama yaitu mengenai adanya kepadatan kendaraan di beberapa titik karena adanya penyempitan jalan atau efek leher botol (bottleneck).
Ade Yasin menyebutkan, kepadatan kendaraan terjadi di titik langganan macet seperti Pasar Cisarua, Simpang Taman Safari (TSI), Tanjakan Selarong dan Simpang Megamendung.
Catatannya yang kedua yaitu belum tersedianya cerukan angkutan kota (angkot). Pada hari pertama uji coba kanalisasi 2-1, imbuhnya, tak sedikit angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, sehingga membuat laju kendaraan lainnya tersendat.
"Angkot berhenti di jalan ketika menunggu penumpang naik, membuat stuck kendaraan-kendaraan di belakangnya," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.
Catatannya yang terakhir, arus lalu lintas terganggu para pengendara yang memberhentikan mobilnya saat belanja di pedagang kaki lima (PKL) karena terdapat beberapa titik PKL yang tersebar Jalur Puncak. "Khusus untuk masalah PKL, akan ada relokasi PKL ke tempat istirahat yang saat ini masih dalam tahap pembangunan," tuturnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub mulai mengujicobakan sistem kanalisasi 2-1 Jalur Puncak sebagai pengganti sistem buka tutup di Jalur Puncak, Kabupaten Bogor, Minggu (27/10/2019).
"Uji coba akan kembali dilakukan setelah selesai evaluasi dari pemberlakuan kanalisasi 2-1 hari Minggu 27 Oktober," ujar Ade Yasin.
Bupati yang belum genap setahun memimpin Kabupaten Bogor itu menyebutkan bahwa sistem itu merupakan bagian dari program 'Save Puncak', yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama, dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku.
"Tujuannya, mencari alternatif [jangka pendek] penataan lalu lintas Jalur Puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah pada akhir pekan atau musim liburan," terangnya.